Minggu, 23 Oktober 2016

Melacak Jejak Silam Freeport Mengeksploitasi Bumi Papua Bermula dari informasi tim penelitian geologi di zaman Belanda, Freeport melacak jejak harta karun di perut bumi Papua. Ditolak Sukarno, diterima Soeharto.

Melacak Jejak Silam Freeport Mengeksploitasi Bumi Papua
Bermula dari informasi tim penelitian geologi di zaman Belanda, Freeport melacak jejak harta karun di perut bumi Papua. Ditolak Sukarno, diterima Soeharto.

PADA 1959 Jean Jacques Dozy, seorang geolog anggota Ekspedisi Colijn yang pernah melakukan pendakian ke Puncak Cartenz pada 1936, kedatangan seorang tamu. Si tamu tadi bertanya kepadanya tentang keadaan Papua yang pernah dikunjunginya. “Katanya Anda pernah mengunjungi New Guinea (nama Papua saat itu-Red.) dan menemukan badan bijih (ore body) ini. Seberapa besarnya?” tanyanya pada Dozy, sebagaimana dikutip dari buku Grasberg karya George A. Mealey.

Pertanyaan tamunya membuat Dozy terhenyak. “Kagetnya serasa seperti sedang ditodong pistol tepat di dada,” kata dia. Bagaimana tidak, setelah 23 tahun lamanya, baru ada orang bertanya demikian kepada Dozy. “Baiklah,” kata Dozi melanjutkan, “ini menyerupai sebuah dinding tebing, tingginya kira-kira 75 meter dan begitu juga panjangnya.”

“Oh..oh,” ujar tamunya. Menurut Dozy, setelah pertemuan itu, tamu tadi langsung terbang menuju Papua, untuk membuktikan apakah omongan Dozy bohong atau jujur. Dan ketika kembali, dia menemui lagi Dozy dan mengatakan, “(Ternyata) itu lebih besar dari yang pernah Anda bilang.”

Tamu yang dimaksud Dozy adalah Forbes. K Wilson, yang bekerja sebagai manajer eksplorasi sulfur di Freeport. Kelak bertahun kemudian Forbes jadi petinggi di Freeport. Sebelum bertemu Dozy, Forbes sudah terlebih dahulu mencari informasi tentang Ekspedisi Colijn. Dalam catatan hariannya, Dozy membuat sketsa gundukan batu hitam aneh yang berdiri menyembul pada ketinggian 3500 meter, di pedalaman Papua. Di bawah skesta itu, Dozy membubuhkan tulisan “Ertsberg” yang artinya “gunung bijih”. Dari sana Forbes mengendus kekayaan bumi Papua.

Sebelum informasi itu ditemukan oleh Forbes, laporan Dozy hanya disimpan di perpustakaan Leiden. Setelah membuktikan temuan Dozy, pihak Freeport tak bisa begitu saja melakukan kegiatan eksploitasi di Irian Jaya (nama Papua saat itu). Terlebih karena kebijakan pemerintahan Sukarno menutup kemungkinan masuknya modal asing ke Indonesia.

Peluang baru muncul saat terjadi peristiwa G30S 1965 yang bermuara pada kejatuhan Sukarno. Dua bulan setelah kup militer itu CEO Freeport Langbourne Williams menelepon Forbes. Dia mendapat kabar baik dari dua eksekutif Texaco bahwa negosiasi Ertsberg akan segera dimulai. Pemerintah Soeharto, kendati belum resmi, mereka anggap jauh lebih bersahabat dengan Amerika ketimbang Sukarno.

Williams yakin, negoisasinya bakal mulus lantaran salah satu eksekutif Texaco, Julius Tahija, punya koneksi kuat dengan Soeharto, yang punya kans kuat untuk naik ke puncak kekuasaan. Julius Tahija adalah mantan tentara yang dekat Sukarno namun berubah menjadi penentangnya.

Sejatinya, pada April 1965 Freeport sudah mendapat lampu hijau untuk menambang di Ertsberg. Namun negosiasi tak kunjung selesai lantaran pemerintahan Sukarno tak mau begitu saja kekayaan alam Indonesia dikelola oleh kelompok bisnis asing. Ketika perubahan politik sudah menunjukkan akhir dari kekuasaan Sukarno, terlebih mendapat pinjaman senilai 60 juta dolar dari lembaga-lembaga dana Amerika, kekuasaan, langkah Freeport kian mantap untuk mengesploitasi kekayaan alam di Papua.

Pada April 1967, tiga bulan sesudah pemberlakuan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) No 1/1967, Freeport Sulphur Incorporated menandatangani sebuah kontrak karya untuk mengeksplorasi dan menambah cadangan emas dan tembaga di Irian Jaya. Penandatangan itu, “membuat Freeport Sulphur perusahaan asing pertama yang menandatangani kontrak dengan pemerintah baru dan satu-satunya perusahaan yang menandatangani kontrak di bawah kondisi yang luar biasa seperti itu,” tulis Denise Leith dalam The Politics of Power: Freeport in Suharto’s Indonesia.

Penandatangan itu terbilang unik dan berani. Selain penandatangannya dilakukan ketua presidium kabinet Ampera Jenderal Soeharto, bukan oleh presiden, wilayah konsesinya (Irian Barat), masih dalam sengketa.

Menurut persyaratan kontrak itu, Freeport memperoleh masa bebas pajak selama tiga tahun serta konsesi pajak sebesar 35 untuk tujuh tahun berikutnya dan pembebasan segala macam pajak atau royalti selain lima persen pajak penjualan.

“Namun segera setelah kontrak ‘generasi pertama’ ini ditandatangani, pemerintah menyadari bahwa kontrak itu perlu direvisi agar memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia,” ujar Mohammad Sadli, yang ketika itu menjabat menteri pertambangan, dalam buku Pelaku Berkisah dengan editor Thee Kian Wie.

Sadli kelak menjadi anggota tim penasehat ekonomi Presiden Soeharto. “Karena itu kontrak-kontrak ‘generasi kedua’ dibuat lebih restriktif dan kurang menguntungkan investor asing, termasuk untuk perusahaan Kanad, Inco, yang menambang nikel di Soroako, Sulawesi Selatan.”

Undang-Undang PMA, produk hukum yang baru diciptakan di masa transisi kepemimpinan nasional, menjadi salah satu langkah pemerintahan Soeharto untuk menarik modal asing demi memulihkan perekonomian nasional. Dan Freeport, salah satu koorporasi internasional pertama yang ketiban rezeki dari peralihan kekuasaan Sukarno ke Soeharto.

Sumber : https://www.google.co.id/webhp?hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiwydLUmPHPAhUgSY8KHVUiBmQQPAgD

Sumber : http://historia.id/modern/melacak-jejak-silam-freeport-mengeksploitasi-bumi-papua


ADA BENDERA ALAM PEUDEUNG MILIK KESULTANAN ACEH DI MUSEUM NASIONAL COPENHAGEN DENMARK

ADA BENDERA ALAM PEUDEUNG MILIK KESULTANAN ACEH DI MUSEUM NASIONAL COPENHAGEN DENMARK

Tulisan ini pertamanya di tulis oleh Tarmizi Age pada 04 Juli 2007 atas nama KMPD Perwakilan Eropa dan ASF di Denmark, dan sudah pernah dipublikasi lalu kemudian admin yang bertindak sebagai editor fanspage Sejarah Dunia memposting kembali tulisan ini guna menambah wawasan kita bersama.

di antara barang-barang yang sangat hebat di Museum Nasional Compenhagen Denmark terdapat selembar bendera Kesultanan Aceh Darussalam yang pernah digunakan di antara tahun 1850-1904. Bendera itu terlihat bewarna merah dan dihias dengan bulan sabit, bintang dan dua buah pedang.

Bendera itu merupakan barang berarti politik yang mungkin berkaitan dengan perang antara Kesultanan Aceh dan Kerajaan Belanda yang terjadi pada tahun 1873-1904.
Aceh adalah sebuah bangsa yang sudah maju sejak zaman-berzaman dahulu, ini bukan suatu isu atau propaganda murahan tapi ia bisa disaksikan oleh bukti-bukti sejarah yang tersimpan bagus di museum-meseum Eropa. KMPD (Komite Monitoring Perdamaian dan Demokrasi) perwakilan Eropa dan ASF di Denmark berusaha menelusuri kejayan masa lalu negara Kesultanan Aceh. Hasil usaha KMPD dan ASF membuahkan hasil, museum di Denmark misalnya telah mengantar seratusan gambar-gambar bukti sejarah zaman dulu kepada Ketua KMPD Eropa melalu perantara yang digunakannya. Barang-barang Aceh zaman dahulu tersimpan di Musem Nasional Denmark (Nationalmusset), di dalam gedung istana lama yang sangat besar itulah tersimpan seratusan barang-barang Aceh kuno sebagai salah satu bukti bersejarah.


"Tidak kurang dari 140 barang antik yang sangat indah berasal dari Aceh. Koleksi barang etnografis itu dikumpul oleh penjelajah, pedagang, ahli antropologi atau pelayar yang membawa barang-barang ini dari negara Aceh". kata Bente Wolff, kepala bagian India, Asia Tenggara dan Oceania di kolleksi etnografis, Museum Nasional di København, kepada Marie Bjørnager Jensen salah seorang mahasiswa di sebuah Universitas di Denmark jurusan antropologi yang mengambil subjek tentang Aceh.
Antara barang-barang tersebut adalah selendang dan perisai dari Aceh itu disebut penjaga museum merupakan barang yang sangat berarti dan unik untuk negara Denmark yang diberikan kepada museum oleh perbendaharaan kerajaan Denmark. Pisau perak merupakan barang yang paling kuno, ia dibuat pada tahun 1748. Ada juga sebuah tempat rokok, yang dulu diberikan kepada Raja Denmark sebagai hadiah, namun hasil penelusuran KMPD dan ASF yang juga di bantu Marie belum dapat mendeteksi hadiah dari siapakah itu, apakah dari Sultan Aceh atau dari para saudagar.

”Sangat baik kalau pribumi dari negara asal barang di koleksi etnografis melihatnya dengan mata sendiri”, kata Bente Wolff, kepala bagian India, Asia Tenggara dan Oceania di koleksi etnografis, Museum Nasional di København. Melihat barang kuno Aceh di Denmark, jadi kita bisa bayangkan kehidupan orang Aceh 100-200 tahun yang lalu. Selendang dan celana berbenang emas, kain kepala, topi dan kalung, anting-anting dan rem dari perak, batang rokok dan bungkusnya, ada tembakau dan gunting, tikar yang berdesain indah dan penutup makanan dibuat dari daun pisang dan kertas berwarna cerah, lampu berhiasan burung kecil, bisa tahu indahnya di dalam rumah Aceh dulu.

kepentingan agama seperti kain suci untuk beribadah yang terhias dengan desain islam yang di bordir dengan benang perak atau berberapa batu kuburan juga terdapat di museum ini.
Dengan terdapatnya barang-barang Kesultanan Aceh di museum-museum Eropa seperti di Denmark, maka KMPD Perwakilan Eropa dan ASF di Denmark meminta Pemerintah Aceh dan pihak Museum Negeri Aceh untuk mengambil tidakan-tindakan lobi yang tinggi guna membawa pulang barang-barang berharga Aceh yang ada diluar negeri tersebut.

Sumber : http://waa-aceh.org/bendera-aceh-di-museum-nasional-copenhagen-denmark/
Sumber : https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8

Rabu, 31 Agustus 2016

FASILITAS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ( UDINUS SEMARANG )






FASILITAS YNG BERADA DI  UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG ) http://dinus.ac.id/facility

PROGRAM UNGGULAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG )






PROGRAM UNGGULAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ( UDINUS SEMARANG )
http://dinus.ac.id/program

SEJARAH UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG )






SEJARAH UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG ) http://dinus.ac.id/about/52/history-dinus

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( LPPM UDINUS




LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( LPPM UDINUS SEMARANG ) http://lppm.dinus.ac.id/

STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG )




STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ( UDINUS SEMARANG ) http://dinus.ac.id/organization

VISI MISI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO






VISI MISI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS SEMARANG ) http://dinus.ac.id/vision

Senin, 29 Agustus 2016

SEMUANYA UDINUS



SEMUANYA UDINUS http://dinus.ac.id/

TUGAS BESAR SP ALPRO MENGHITUNG JUMLAH KRAMIK DAN HARGA KERAMIK SATU RUMAH.

TUGAS BESAR SP ALPRO MENGHITUNG JUMLAH KRAMIK DAN HARGA KERAMIK SATU RUMAH.



 http://dinus.ac.id/


#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <string.h>

#define true 1
#define false 0
#define boolean unsigned char
#define nil 0

typedef char jNama[40];
typedef struct tInfo *next;
typedef struct tInfo
{
      jNama NamaRuang;
      next ruang;
      float lebar;
      float panjang;
      float Luas;
      int harga;
      char keramik;

}Info;

typedef struct
{
    next Pertama;
}  Rumah;

void BuatRumah(Rumah *U)
{
    next room,loop;
    room = nil;

    // Buat ruang teras
    room = (next)malloc(sizeof(Info));

    strcpy(room->NamaRuang,"Ruang Teras");
    room->keramik = 'D';
    (*U).Pertama = room;
    loop = room;
int i;

    // buat kamar kamar
    for( i=1;i<=2;i++){
    room = nil;
    room=(next)malloc(sizeof(Info));


    strcpy(room->NamaRuang,"Kamar Tidur Standard");
    room->keramik = 'A';
    loop->ruang = room;
    loop = room;

    }

    // Buat kamar VIP
    room = nil;
    room=(next)malloc(sizeof(Info));
    strcpy(room->NamaRuang,"Ruang kamar VIP");
    room->keramik = 'A';
    loop->ruang = room;
    loop = room;

    // Buat ruang Kamar Mandi
    room = nil;
    room=(next)malloc(sizeof(Info));
    strcpy(room->NamaRuang,"Ruang kamar mandi");
    room->keramik = 'C';
    loop->ruang = room;
    loop = room;

    //Buat ruang dapur
    room = nil;
    room=(next)malloc(sizeof(Info));
    strcpy(room->NamaRuang,"Ruang Dapur");
    room->keramik = 'B';
    loop->ruang = room;
    room->ruang = nil;


}

void InputUkuranRumah(Rumah *U){
    next room,loop;
    float ukuran;
    room = (*U).Pertama;

    printf("Masukkan ukuran rumah anda per meter persegi\n");
    printf("Type ruang teras\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 1.44 * 10000 +1;

    loop = room;
    room = loop->ruang;

    printf("Type ruang kamar standard 1\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 0.96 * 40000 +1;

    loop = room;
    room = loop->ruang;

    printf("Type ruang kamar standard 2\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 0.96 * 40000 +1;

    loop = room;
    room = loop->ruang;

    printf("Type ruang kamar VIP\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 0.96 * 40000 +1;

    loop = room;
    room = loop->ruang;

    printf("Type ruang kamar mandi\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 1 * 20000 ;

    loop = room;
    room = loop->ruang;

    printf("Type ruang dapur\n");
    printf("Lebar ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->lebar = ukuran;

    printf("Panjang ruang : "); scanf("%f",&ukuran);
    room->panjang = ukuran;

    room->Luas = room->lebar * room->panjang;
    room->harga = room->Luas * 0.99 * 30000 +1;
}

void tampilkan(Rumah U){
    next room ;
    room= U.Pertama;

    while(room!=nil){
    if (room->keramik=='A'){
        printf("\n\nRuang %s \ndengan lebar = %f dan panjang %f\nLuas ruang tsb = %f\n",room->NamaRuang,room->lebar,room->panjang,room->Luas);
        printf("type keramik = %c dengan tipe keramik 40cm x 40cm dengan harga tiap box Rp 40000,00\n",room->keramik);
        printf("Total harga yang dibutuhkan untuk ruangan ini %d",room->harga);

    }
    else if(room->keramik=='B'){
        printf("\n\nRuang %s \ndengan lebar = %f dan panjang %f\nLuas ruang tsb = %f\n",room->NamaRuang,room->lebar,room->panjang,room->Luas);
        printf("type keramik = %c dengan tipe keramik 30cm x 30cm dengan harga tiap box Rp 30000,00\n",room->keramik);
        printf("Total harga yang dibutuhkan untuk ruangan ini %d",room->harga);

    }
    else if(room->keramik=='C'){
        printf("\n\nRuang %s \ndengan lebar = %f dan panjang %f\nLuas ruang tsb = %f\n",room->NamaRuang,room->lebar,room->panjang,room->Luas);
        printf("type keramik = %c dengan tipe keramik 20cm x 20cm dengan harga tiap box Rp 20000,00\n",room->keramik);
        printf("Total harga yang dibutuhkan untuk ruangan ini %d",room->harga);

    }
    else if(room->keramik=='D'){
        printf("\n\nRuang %s \ndengan lebar = %f dan panjang %f\nLuas ruang tsb = %f\n",room->NamaRuang,room->lebar,room->panjang,room->Luas);
        printf("type keramik = %c dengan tipe keramik 60cm x 60cm dengan harga tiap box Rp 10000,00\n",room->keramik);
        printf("Total harga yang dibutuhkan untuk ruangan ini %d",room->harga);

    }

    room = room->ruang;

    }

}

Int searchingMax(Rumah U){
   next room ;
   float luas max = 0;
   room = U.Pertama;
   while(room! = nil){

   if LuasMax (room -> Luas)
       LuasMax = room -> Luas
       room = room -> ruang;
    }

}



int main(){
    Rumah Idaman;
    Idaman.Pertama = nil;


    BuatRumah(&Idaman);
    menu();
    InputUkuranRumah(&Idaman);
    tampilkan(Idaman);
}

Minggu, 28 Agustus 2016

Prosedur pertemuan ke-4

Pengertian prosedur
Prosedur yaitu sederetan instruksi logika dan algoritma yang telah diberi nama Atau suatu perogram terpisah dalam blok tersendiri yang berfungsi sebagai subprogram.

Mendefinisikan prosedur yaitu berati
- menentukan nama prosedur beserta parameternya
- mendefinisikan keadaan pada sebuah yang berada di awal ataupun di akhir program

parameter prosedur ada dua yaitu
- prosedur tanpa parameter
- prosedur parameter

 Prosedur banyak digunakan pada program yang terstruktur karena :
Merupakan penerapan konsep program Modular, yaitu memecah-mecah program yang rumit menjadi bagian yang lebih sederhana dalam bentuk prosedur.
Untuk hal-hal yang sering dilakukan berulang-ulang, cukup dituliskan sekali saja dalam prosedur dan dapat dipanggil atau dipergunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.
Membuat kode program lebih mudah dibaca.
Dapat digunakan untuk menyembunyikan detil program


Struktur Procedure:
Judul = nama prosedur dan deklarasi parameter(kalau ada)
Deklarasi = mengumumkan nama-nama dan tipe data
Algoritama = badan prosedur (instruksi)


Penggunaan/Pemangilan Pprosedure :
-         -  Prosedur yaitu program yang tidak beridiri sendiri
-          - Prosedur tidak dapat dieksekusi secara langsung.

Jika prosedur tanpa parameter, maka pemanggilannya cukup dengan nama prosedurnya saja, Selain itu procedure yang banyak dipakai untuk menampung baris-baris perintah yang sering dipakai dalam sebuah program. Untuk mendeklarasikan procedure dapat dilakukan dengan dua cara
- Header Procedure tanpa parameter
- Header Procedure dengan menggunakan parameter.


NAMA = MUHAMAD ALIV FAHRUDIN
NIM = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/
http://dinus.ac.id/

Materi Pertemuan Ke-3 fungsi

Fungsi / Function adalah pengelompokan satu blok kode yang melakukan tugas tertentu dengan tata cara sebuah intruksi berdasarkan statment , mempunyai maksud dan tujuan.
Cara membuat fungsi harus mengetahui sebuah sistemnya dahulu.
fungsi  dapat didefinisikan ''dipanggil'' untuk dieksekusi diberi parameter.

Tujuan Fungsi yaitu :
- Memudahkan user dalam membuat program.

Keuntungan dari pemakaian fungsi :
- Mengurangi penyamaan kode (kode yang sama ditulis berulang-ulang / looping) dalam suatu program.
- Dapat menggunakan kode yang ditulis dalam tiap program yang berbeda.
- Memecah program besar menjadi kecil sehingga dapat dikerjakan oleh programmer atau dipecah menjadi beberapa tahap sehingga mempermudah pengerjaan dalam sebuah projek










Jenis-jenis fungsi pada program C++ antara lain ;
1. Void 
Fungsi void atau prosedur. Disebut void dikarenakan fungsi tersebut tidak mengembalikan suatu nilai output yang diperoleh dari hasil proses fungsi tersebut.
Ciri-ciri dari jenis fungsi Void sebagai berikut:
- Selalu menggunakan keyword void.
- Tidak dapat langsung ditampilkan hasil inputan dan outputannya.
- Tidak terdapat keyword return.

2. Non Void
Fungsi non-void disebut juga function. Disebut non-void karena mengembalikan nilai kembalian yang berasal dari keluaran hasil proses function tersebut .
Ciri-ciri dari jenis fungsi non void adalah sebagai berikut:
- Tidak adanya keyword void
- Memiliki sebuah nilai balikan.
- terdapat keyword return
- Dapat dianalogikan sebagai suatu variabel yang memiliki tipe data tertentu sehingga dapat langsung ditampilkan hasilnya

Parameter adalah hubungan antar fungsi yang satu dengan fungsi yang lain yang bersifat tidak tergantung satu sama lain, ada tiga jenis parameter dalam pemrograman antara lain;
- parameter masukan
- parameter keluaran
- parameter gabungan antara masukan dan keluaran

Ada beberapa cara menggunakan fungsi dalam bahasa C. Kita bisa menggunakan fungsi dengan. Kemudian kita juga bisa menggunakan fungsi dengan atau tanpa argumen/parameter. Dan yang terakhir kita juga bisa menggunakan fungsi dengan atau tanpa menghasilkan nilai balik.
Implementasi
Contoh : Hitung luas segitiga dengan menggunakan fungsi
-          Input alas dan tinggi
-          Output luas segitiga
Jawab
Main () {
                        Float luas segitiga()
                        {
                                    Float alas = 6, tinggi =8 ;
                                    Float hasil = (alas*tinggi/2);
                                    Return hasil ;
                        }
            }

Dengan prosedur
Main () {
                        Int a
                        Int t
                        Float luas segitiga = luas (6,8)
}
Void luas segitiga (int a, int t)
{
            Float luas segitiga = (a*t)/2 ;
            Return (luas segitiga);

}


NAMA = MUHAMAD ALIV FAHRUDIN
NIM = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/
http://dinus.ac.id/

Jumat, 12 Agustus 2016

Contoh Pertemuan Ke-2 Dari Sebuah Tipe Bentukan


Contoh Pertemuan Ke-2 Dari Sebuah Tipe Bentukan 







JUDUL
MENGHITUNG JUMLAH KERAMIK SUATU RUMAH

KAMUS

type kamar standart A
<
float pj
float lbr
float luas
>
type kamar standart B
<
float pj
float lbr
float luas
>
type kamar VIP
<
float pj
float lbr
float luas
>
type kamar mandi
<
float pj
float lbr
float luas
>
type kamar dapur
<
float pj
float lbr
float luas
>
type kamar space
<
float pj
float lbr
float luas
>
type keramik A
<
float pj
float lbr
>
type keramik B
<
float pj
float lbr
>
type keramik B
<
float pj
float lbr
>
type keramik C
<
float pj
float lbr
>
type keramik D
<
float pj
float lbr
>
type luas lantai
<
float luas
>
type keramik yang dibutuhkan dalam ruangan
<
float Total_JmlKrmk_KmTidurStd_A
float Total_JmlKrmk_KmTidurStd_B
float Total_JmlKrmk_KmTidurStdVIP
float Total_JmlKrmk_KmMandi
float Total_JmlKrmk_Dapur
float Total_JmlKrmk_Space
>
type total keramik yang dibutuhkan
<
float total
>

DESKRIPSI

Luas Kamar Standar A

Pjg_KmTidurStd_A  <- 4 
Lbr_KmTidurStd_A  <- 2
Luas_KmTidurStd_A <- Pjg_KmTidurStd_A x Lbr_KmTidurStd_B
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar standart A menurut Panjang "+Pjg_KmTidurStd_A+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurStd_A+" sebesar "+Luas_KmTidur Std_A" .")

Luas Kamar Standar B
Pjg_KmTidurStd_B  <- 4
Lbr_KmTidurStd_B  <- 2
Luas_KmTidurStd_B <- Pjg_KmTidurStd_B x Lbr_KmTidurStd_B
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar standart B menurut Panjang "+Pjg_KmTidurStd_B+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurStd_B+" sebesar "+Luas_KmTidur Std_B" .")

Luas Kamar VIP
Pjg_KmTidurVIP  <- 4
Lbr_KmTidurVIP  <- 4
Luas_KmTidurVIP <- Pjg_KmTidurVIP x Lbr_KmTidurVIP
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar VIP menurut Panjang "+Pjg_KmTidurVIP+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurVIP+" sebesar "+Luas_KmTidurVIP" .")


Luas Kamar Mandi
Pjg_KmMandi <- 3
Lbr_KmMandi <- 3
Luas_KmMandi<- Pjg_KmMandi_A x Lbr_KmMandi_A
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar Mandi menurut Panjang "+Pjg_KmMandi_A+" dan Lebar "+Lbr_KmMandi_A+" sebesar "+Luas_KmMandi_A" .")

Luas Dapur
Pjg_Dapur <- 3
Lbr_Dapur <- 4
Luas_Dapur <- Pjg_Dapur x Lbr_Dapur
Outuput  <-("Jumlah Luas Dapur menurut Panjang "+Pjg_Dapur+" dan Lebar "+Lbr_Dapur+" sebesar "+Luas_Dapur" .")

Luas Space
Pjg_Teras <- 8
Lbr_Teras <- 3
Luas_Teras <- Pjg_Teras x Lbr_Teras
Outuput  <-("Jumlah Luas Teras menurut Panjang "+Pjg_Teras+" dan Lebar "+Lbr_Teras+" sebesar "+Luas_Teras" .")

======================================================================================================================================================================================================

Keramik untuk Kamar Standar A
Krmk_B <- 0,96
Luas_KmTidurStd_A
Total_JmlKrmk_KmTidurStd_A <- Krmk_B x Luas_KmTidurStd_A /* Jumlah total box keramik untuk ruangan kamar standar A */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur standart A menurut jenis keramik "+Krmk_B+" dan Luas kamar "+Luas_KmTidurStd_A+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_KmTidurStd_A+" box keramik").

Keramik untuk Kamar Standar B
Krmk_C <- 0,96
Luas_KmTidurStd_B
Total_JmlKrmk_KmTidurStd_B <- Keramik_B x Luas_KmTidurStd_B /* Jumlah total box keramik untuk ruangan kamar standar B */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur standart B menurut jenis keramik "+Krmk_C+" dan Luas kamar "+Luas_KmTidurStd_B+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_KmTidurStd_B+" box keramik").

Keramik untuk Kamar VIP
Krmk_D <- 1,08
Luas_KmTidurVIP
Total_JmlKrmk_KmTidurVIP <- Keramik_A x Luas_KmTidurVIp /* Jumlah total box keramik untuk ruangan kamar VIP */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur VIP berdasarkan jenis keramik "+Krmk_D+" dan Luas kamar "+Luas_KmTidurVIP+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_KmTidurVIP+" box keramik").

========================================================================================================================================================================================================

Keramik untuk Kamar Mandi
Krmk_A <- 0,99
Luas_KmMandi_A
Total_JmlKrmk_KmMandi <- Krmk_A x Luas_KmMandi_A /* J
umlah total box keramik untuk ruangan kamar Mandi */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar Mandi menurut jenis keramik "+Krmk_A+" dan Luas kamar mandi "+Luas_KmMandi_A+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_KmMandi+" box keramik").


Keramik untuk Dapur
Krmk_A  <- 0,99
Luas_Dapur
Total_JmlKrmk_Dapur <- Krmk_A x Luas_Dapur /* Jumlah total box keramik untuk ruangan Dapur */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan Dapur menurut jenis keramik "+Krmk_A+" dan Luas Dapur "+Luas_Dapur+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_Dapur+" box keramik").


Keramik untuk Space */
Krmk_A <- 0,99
Luas_Teras
Total_JmlKrmk_Teras <- Krmk_A x Luas_Teras /* Jumlah total box keramik untuk ruangan Teras */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan Space menurut jenis keramik "+Krmk_A+" dan Luas Teras "+Luas_Teras+" adalah sebanyak "+Total_JmlKrmk_Teras+" box keramik").

========================================================================================================================================================================================================

Total Jumlah Keramik Yang Dibutuhkan
Total_Krmk <- Total_JmlKrmk_KmTidurStd_A + Total_JmlKrmk_KmTidurStd_B + Total_JmlKrmk_KmTidurVIP + Total_JmlKrmk_KmMandi + Total_JmlKrmk_Dapur + Total_JmlKrmk_Space
Output (" Jumlah Total keseluruhan keramik yang dibutuhkan adalah sebanyak "+Total_Krmk+" box Keramik ")






NAMA =  MUHAMAD ALIV FAHRUDIN
NIM     = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/

Pertemuan Ke-2 mengamati tipe bentukan Algoritma Pemrograman ( SP ).

Pertemuan Ke-2 mengamati tipe bentukan Algoritma Pemrograman ( SP ).


Tipe bentukan adalah tipe yang didefenisikan sebagai oleh pemogram (user defined type data). Tipe bentukan ini di susun oleh satu atau lebih dari sebuah tipe dasar. Ada 2 macam tipe bentukan :
1. Tipe dasar yang diberikan sebuah nama tipe baru
2. Tipe terstruktur

Tipe dasar ini menjadi nama tipe baru (user defined type data). Sebagai penamaan tipe baru disebabkan oleh beberapa kemungkinan yang terjadi untuk membantu memudahkan interpretasi dan bacaan program oleh pemogram.
Kita dapat melakukan untuk memberi nama baru untuk tipe dasar-dasar tersebut dengan kata kunci type. Untuk Menilai, Nilai, konstanta, dan operasi-operasi tipe tersebut tidak akan berubah dan sesuai dengan tipe dasar-dasar aslinya, misalnya mungkin : type bilangan bulat / integer.
Keterangan. Bilangan sama saja dengan sebuah tipe integer. Jadi, kemungkinan variabel i bertipe sebuah bilangan bulat, sama seperti jika i bertipe integer.

Sebuah tipe bentukan bisa mungkin dikatakan sebagai “tipe yang sengaja” dibuat oleh programer guna memudahkan pemrograman. Apakah penting ?? Bisa penting bisa juga mungkin tidak. Ketika sebagian kita berbicara sebuah data dengan atribut yang banyak dan kompleks,
maka sebagian tipe bentukan bisa terjadi karena akan sangat berguna untuk mengelompokan data dan membuatnya terlihat lebih teratur.

NAMA = MUHAMAD ALIV FAHRUDIN 
NIM     = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/ 

Contoh Pertemuan Ke-1 Materi Pertemuan Pertama Algoritma Pemrograman ( SP )

Contoh  Pertemuan Ke-1 Materi Pertemuan Pertama Algoritma Pemrograman ( SP )








Deskripsi Rumah :
1. Teras
2. Kamar Tidur 3 terdiri dari : Km. Tidur Standar A, Km. Tidur Standar B dan Km. Tidur VIP 1.
3. Kamar Mandi 2 terdiri dari : Km. Mandi A dan Km. Mandi B.
4. Dapur

Luas tiap kamar / ruangan :
1. Luas Teras : 8 m2 x 3 m2
2. Luas Kamar Tidur Standard A : 4 m2 x 2 m2
3. Luas Kamar Tidur Standard B : 4 m2 x 2 m2
4. Luas Kamar Tidur VIP : 5 m2 x 4 m2
5. Luas Kamar Mandi A : 4 m2 x 2 m2
6. Luas Kamar Mandi B : 4 m2 x 2 m2
7. Luas Dapur : 4 m2 x 4 m2

Luas keseluruhan lantai :
LUAS LANTAI RUMAH : ( 8 m2 x 3 m2)+(4 m2 x 2 m2)+(4 m2 x 2 m2)+(5 m2 x 4 m2)+(4 m2 x 2 m2)+(4 m2 x 2 m2)+(4 m2 x 4 m2)
TOTAL : 92 m2

Kebutuhan Keramik

Keramik kamar Tidur Std A : 0,40m x 0,40m x 6 = 0,96 m2
Sehingga : 0,96 m2 x 16 m2 = 15.36 Kotak Keramik
Keramik kamar Tidur Std B : 0,40m x 0,40m x 6 = 0,96 m2
Sehingga : 0,96 m2 x 16 m2 = 15.36 Kotak Keramik
Keramik kamar Tidur VIP : 0,40m x 0,40m x 6 = 0,96 m2
Sehingga : 0,96 m2 x 20 m2 = 19.2 Kotak Keramik
Total keramik kamar tidur : 15.36 + 15.36 + 19.2 = 49.92 Kotak Keramik <>

Keramik Teras : 0,60m x 0,60m x 4 = 1,44 m2
Sehingga : 1,44 m2 x 24 m2 = 34.56 Kotak Keramik <>

Keramik Dapur : 0,30 x 0,30 x 11 = 0,99 m2
Sehingga : 0,99 m2 x 16 m2 = 15.84 Kotak Keramik

Keramik Kamar Mandi A : 0,2m x 0,2m x 25 = 1 m2
Sehingga : 1 m2 x 16 m2 = 16 Kotak Keramik

Keramik Kamar Mandi B : 0,2m x 0,2m x 25 = 1 m2
Sehingga : 1 m2 x 16 m2 = 16 Kotak Keramik

TOTAL SELURUH KEBUTUHAN KERAMIK IALAH : 49,92 + 34,56 + 15,84 + 16 + 16 = 132.32 dibulatkan menjadi 133 kotak keramik.

==----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------==

NOTASI ALGORITMA PROGRAM

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
JUDUL : ALGORITMA PROGRAM MENGHITUNG KEBUTUHAN KERAMIK PADA SEBUAH RUMAH BERUKURAN 39.8m x 39.8m

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
KAMUS :
/* Keterangan */
/* Pjg = Panjang ; Lbr = Lebar ; Km = Kamar ; Jml = Jumlah */


/* Variabel Kamar Tidur */
- riil Pjg_KmTidurStd_A   /* Variabel untuk nilai Panjang dari Kamar Tidur Standard A */
- riil Lbr_KmTidurStd_A   /* Variabel untuk nilai Lebar dari Kamar Tidur Standard A */
- riil Luas_KmTidurStd_A  /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_KmTidurStd_A x  variabel Lbr_KmTidurStd_A */

- riil Pjg_KmTidurStd_B   /* Variabel untuk nilai Panjang dari Kamar Tidur Standard B */
- riil Lbr_KmTidurStd_B   /* Variabel untuk nilai Lebar dari Kamar Tidur Standard B */
- riil Luas_KmTidurStd_B  /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_KmTidurStd_B x  variabel Lbr_KmTidurStd_B */

- riil Pjg_KmTidurVIP     /* Variabel untuk nilai Panjang dari Kamar Tidur VIP */
- riil Lbr_KmTidurVIP     /* Variabel untuk nilai Lebar dari Kamar Tidur VIP */
- riil Luas_KmTidurVIP    /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_KmTidurVIP x  variabel Lbr_KmTidurVIP */



/* Variabel Kamar Mandi */
- riil Pjg_KmMandi_A   /* Variabel untuk nilai Panjang dari Kamar Mandi A */
- riil Lbr_KmMandi_A   /* Variabel untuk nilai Lebar dari Kamar Mandi A */
- riil Luas_KmMandi_A  /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_KmMandi_A x  variabel Lbr_KmMandi_A */

- riil Pjg_KmMandi_B   /* Variabel untuk nilai Panjang dari Kamar Mandi B */
- riil Lbr_KmMandi_B   /* Variabel untuk nilai Lebar dari Kamar Mandi B */
- riil Luas_KmMandi_B  /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_KmMandi_B x  variabel Lbr_KmMandi_B */

-riil Total_Luas_KmMandi /* Variabel Total_Luas_KmMandi diperoleh melalui Jumlah Luas_KmMandi_A + Luas_KmMandi_B */

/* Variabel Dapur */
- riil Pjg_Dapur  /* Variabel untuk nilai Panjang dari Dapur */
- riil Lbr_Dapur  /* Variabel untuk nilai Lebar dari Dapur */
- riil Luas_Dapur /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel Pjg_Dapur x  variabel Lbr_Dapur */

/* Variabel Teras */
- riil Pjg_Teras  /* Variabel untuk nilai Panjang dari halaman teras */
- riil Lbr_Teras  /* Variabel untuk nilai Lebar dari halaman teras */
- riil Luas_Teras /* Variabel Jumlah Luas dari perhitungan variabel PjgTeras x  variabel LbrTeras */

/* Variabel LUAS LANTAI */
- riil Luas_Lantai_Rumah /* Variabel Luas Lantai diperoleh melalui jumalh total dari Total_Luas_KmTidur + Total_Luas_KmMandi + Luas_Dapur + Luas_Teras */


/* Variabel Keterangan Jenis Keramik berdasarkan Ukuran nya */
- riil Keramik_A = 0,96  /* Keramik yang berukuran 40cm x 40cm dan 1 kotaknya berisi 6  keping jadi isi variabelnya hasil dari perhitungan : 0,40m x 0,40m x 6   = 0,96 m2 */
- riil Keramik_B = 0,99  /* Keramik yang berukuran 30cm x 30cm dan 1 kotaknya berisi 11 keping jadi isi variabelnya hasil dari perhitungan : 0,30m x 0,30m x 11  = 0,99 m2 */
- riil Keramik_C = 1 /* Keramik yang berukuran 20cm x 20cm dan 1 kotaknya berisi 25 keping jadi isi variabelnya hasil dari perhitungan : 0,2m  x 0,2m  x 25  = 1 m2 */
- riil Keramik-D = 1.08 /* Keramik yang berukuran 60cm x 60cm dan 1 kotaknya berisi 4 keping jadi isi variabelnya hasil dari perhitungan  : 0,60m  x 0,60m  x 4 = 1,08 m2 */


/* Variabel Kebutuhan Keramik berdasarkan Kamar */
- riil Total_JmlKeramik_KmTidurStd_A   /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_A x Luas_KmTidurStd_A (Karena pada kamar tidur standart A menggunakan keramik yang berukuran 40 cm x 40 cm */
- riil Total_JmlKeramik_KmTidurStd_B   /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_A x Luas_KmTidurStd_B (Karena pada kamar tidur standart B menggunakan keramik yang berukuran 40 cm x 40 cm */
- riil Total_JmlKeramik_KmTidurVIP   /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_A x Luas_KmTidurVIP (Karena pada kamar tidur VIP menggunakan keramik yang berukuran 40 cm x 40 cm */
- riil Total_JmlKeramik_KmMandi_A   /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_B x Luas_KmMandi_A (Karena pada kamar mandi A menggunakan keramik yang berukuran 30 cm x 30 cm */
- riil Total_JmlKeramik_KmMandi_B   /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_B x Luas_KmMandi_B (Karena pada kamar mandi B menggunakan keramik yang berukuran 30 cm x 30 cm */
- riil Total_JmlKeramik_Dapur     /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_C x Luas_Dapur   (Karena pada Dapur menggunakan keramik yang berukuran   20 cm x 20 cm */
- riil Total_JmlKeramik_Teras  /* Variabel untuk hasil perhitungan : Keramik_D x Luas_Teras   (Karena pada Teras menggunakan keramik yang berukuran 60 cm x 60 cm */

/* TOTAL KESELURUHAN KEBUTUHAN KERAMIK */
- riil Total_Keramik /* Variabel untuk hasil perhitungan dari : Total_JmlKeramik_KmTidurStd_A + Total_JmlKeramik_KmTidurStd_B + Total_JmlKeramik_KmTidurVIP + Total_JmlKeramik_KmMandi_A + Total_JmlKeramik_KmMandi_B + Total_JmlKeramik_Dapur + Total_JmlKeramik_Teras */

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

DESKRIPSI :

/* Hitung Luas Kamar Tidur Standar A */
Pjg_KmTidurStd_A  <- 4  /* Nilai Panjang dari Kamar tidur standar A */
Lbr_KmTidurStd_A  <- 2 /* Nilai Lebar dari Kamar tidur standar A */
Luas_KmTidurStd_A <- Pjg_KmTidurStd_A x Lbr_KmTidurStd_B /* Jumlah Luas pada Kamar tidur standar A */
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar tidur standart A berdasarkan Panjang "+Pjg_KmTidurStd_A+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurStd_A+" Ialah sebesar "+Luas_KmTidur Std_A" .")

/* Hitung Luas Kamar Tidur Standar B */
Pjg_KmTidurStd_B  <- 4 /* Nilai Panjang dari Kamar tidur standar B */
Lbr_KmTidurStd_B  <- 2 /* Nilai Lebar dari Kamar tidur standar B */
Luas_KmTidurStd_B <- Pjg_KmTidurStd_B x Lbr_KmTidurStd_B /* Jumlah Luas pada Kamar tidur standar B */
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar tidur standart B berdasarkan Panjang "+Pjg_KmTidurStd_B+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurStd_B+" Ialah sebesar "+Luas_KmTidur Std_B" .")

/* Hitung Luas Kamar Tidur VIP */
Pjg_KmTidurVIP  <- 5 /* Nilai Panjang dari Kamar tidur VIP */
Lbr_KmTidurVIP  <- 4 /* Nilai Lebar dari Kamar tidur VIP */
Luas_KmTidurVIP <- Pjg_KmTidurVIP x Lbr_KmTidurVIP /* Jumlah Luas pada Kamar tidur VIP */
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar tidur VIP berdasarkan Panjang "+Pjg_KmTidurVIP+" dan Lebar "+Lbr_KmTidurVIP+" Ialah sebesar "+Luas_KmTidurVIP" .")


/* Hitung Luas Kamar Mandi A */
Pjg_KmMandi_A  <- 4 /* Nilai Panjang dari Kamar Mandi A */
Lbr_KmMandi_A  <- 2 /* Nilai Lebar dari Kamar Mandi A */
Luas_KmMandi_A <- Pjg_KmMandi_A x Lbr_KmMandi_A /* Jumlah Luas pada Kamar Mandi A */
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar Mandi A berdasarkan Panjang "+Pjg_KmMandi_A+" dan Lebar "+Lbr_KmMandi_A+" Ialah sebesar "+Luas_KmMandi_A" .")

/* Hitung Luas Kamar Mandi B */
Pjg_KmMandi_B  <- 4  /* Nilai Panjang dari Kamar Mandi B */
Lbr_KmMandi_B  <- 2 /* Nilai Lebar dari Kamar Mandi B */
Luas_KmMandi_B <- Pjg_KmMandi_B x Lbr_KmMandi_B /* Jumlah Luas pada Kamar Mandi B */
Outuput  <-("Jumlah Luas kamar Mandi B berdasarkan Panjang "+Pjg_KmMandi_B+" dan Lebar "+Lbr_KmMandi_B+" Ialah sebesar "+Luas_KmMandi_B" .")

/* Hitung Luas Dapur */
Pjg_Dapur <- 4 /* Nilai Panjang pada ruangan Dapur */
Lbr_Dapur <- 4 /* Nilai Lebar pada ruangan Dapur */
Luas_Dapur <- Pjg_Dapur x Lbr_Dapur /* Jumlah Luas pada ruangan Dapur */
Outuput  <-("Jumlah Luas Dapur berdasarkan Panjang "+Pjg_Dapur+" dan Lebar "+Lbr_Dapur+" Ialah sebesar "+Luas_Dapur" .")

/* Hitung Luas Teras */
Pjg_Teras <- 8 /* Nilai Panjang pada ruangan Teras */
Lbr_Teras <- 3 /* Nilai Lebar pada ruangan Teras */
Luas_Teras <- Pjg_Teras x Lbr_Teras /* Jumlah Luas pada ruangan Teras */
Outuput  <-("Jumlah Luas Teras berdasarkan Panjang "+Pjg_Teras+" dan Lebar "+Lbr_Teras+" Ialah sebesar "+Luas_Teras" .")
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Kamar Tidur Standar A */
Keramik_A <- 0,96 /* Nilai Jenis keramik_A dengan ukuran 40cm x 40cm */
Luas_KmTidurStd_A /* Hasil dari Luas Kamar Tidur Standar A */
Total_JmlKeramik_KmTidurStd_A <- Keramik_A x Luas_KmTidurStd_A /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan kamar tidur standar A */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur standart A berdasarkan jenis keramik "+Keramik_A+" dan Luas kamar tidur "+Luas_KmTidurStd_A+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_KmTidurStd_A+" Kotak keramik").

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Kamar Tidur Standar B */
Keramik_A <- 0,96 /* Nilai Jenis keramik_A dengan ukuran 40cm x 40cm */
Luas_KmTidurStd_B /* Hasil dari Luas Kamar Tidur Standar B */
Total_JmlKeramik_KmTidurStd_B <- Keramik_B x Luas_KmTidurStd_B /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan kamar tidur standar B */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur standart B berdasarkan jenis keramik "+Keramik_A+" dan Luas kamar tidur "+Luas_KmTidurStd_B+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_KmTidurStd_B+" Kotak keramik").

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Kamar Tidur VIP */
Keramik_A <- 0,96 /* Nilai Jenis keramik_A dengan ukuran 40cm x 40cm */
Luas_KmTidurVIP /* Hasil dari Luas Kamar Tidur VIP */
Total_JmlKeramik_KmTidurVIP <- Keramik_A x Luas_KmTidurVIp /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan kamar tidur VIP */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar tidur VIP berdasarkan jenis keramik "+Keramik_A+" dan Luas kamar tidur "+Luas_KmTidurVIP+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_KmTidurVIP+" Kotak keramik").

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Kamar Mandi A */
Keramik_A <- 0,99 /* Nilai Jenis keramik_B dengan ukuran 20cm x 20cm */
Luas_KmMandi_A /* Hasil dari Luas Kamar Mandi A */
Total_JmlKeramik_KmMandi_A <- Keramik_B x Luas_KmMandi_A /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan kamar Mandi A */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar Mandi A berdasarkan jenis keramik "+Keramik_B+" dan Luas kamar mandi A "+Luas_KmMandi_A+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_KmMandi_A+" Kotak keramik").

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Kamar Mandi B */
Keramik_A <- 0,99 /* Nilai Jenis keramik_B dengan ukuran 20cm x 20cm */
Luas_KmMandi_B /* Hasil dari Luas Kamar Mandi B */
Total_JmlKeramik_KmMandi_B <- Keramik_B x Luas_KmMandi_B /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan kamar Mandi B */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan kamar Mandi B berdasarkan jenis keramik "+Keramik_B+" dan Luas kamar mandi B "+Luas_KmMandi_B+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_KmMandi_B+" Kotak/Dus keramik").

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Dapur */
Keramik_C <- 1 /* Nilai Jenis keramik_C dengan ukuran 30cm x 30cm */
Luas_Dapur /* Hasil dari Luas Dapur */
Total_JmlKeramik_Dapur <- Keramik_C x Luas_Dapur /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan Dapur */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan Dapur berdasarkan jenis keramik "+Keramik_C+" dan Luas Dapur "+Luas_Dapur+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_Dapur+" Kotak/Dus keramik").

||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

/* Menghitung kebutuhan Keramik untuk Teras */
Keramik_D <- 1,08 /* Nilai Jenis keramik_D dengan ukuran 60cm x 60cm */
Luas_Teras /* Hasil dari Luas Teras */
Total_JmlKeramik_Teras <- Keramik_C x Luas_Teras /* Total jumlah kebutuhan dus keramik untuk ruangan Teras */
Output <- ("Jumlah Keramik yang dibutuhkan Teras berdasarkan jenis keramik "+Keramik_D+" dan Luas Teras "+Luas_Teras+" ialah sebanyak "+Total_JmlKeramik_Teras+" Kotak/Dus keramik").

========================================================================================================

/* Hasil perhitungan total jumlah keramik keseluruha yang dibutuhkan rumah tersebut */
Total_Keramik <- Total_JmlKeramik_KmTidurStd_A + Total_JmlKeramik_KmTidurStd_B + Total_JmlKeramik_KmTidurVIP + Total_JmlKeramik_KmMandi_A + Total_JmlKeramik_KmMandi_B + Total_JmlKeramik_Dapur + Total_JmlKeramik_Teras
Output (" Total keramik jumlah keseluruhan pada rumah doni yang dibutuhkan sebanyak "+Total_Keramik+" Kota/Dus Keramik ")

==============================================================================================================================



NAMA = MUHAMAD ALIV FAHRUDIN
NIM = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/

Pertemuan Ke-1 Materi Pertemuan Pertama Algoritma Pemrograman ( SP )

Pertemuan Ke-1 Materi Pertemuan Pertama Algoritma Pemrograman ( SP )


Pengertian Algoritma. menurut kesimpulan dari berbagai ahli dan  pertemuan yang lalu Algoritma itu adalah bagaimana berfikir sistematis dan logis.
Menurut kamus besar bahasa indonesia ( KBBI ) sebuah algoritma adalah urutan logis atau logika dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah. berdasarkan sebuah riset definisi- definisi tersebut maka.
memungkinkan dapat disimpulkan bahwa algoritma adalah urutan langkah- langkah logis atau yang terhingga dan yang dapat digunakan untuk memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi.
di dalam langkah-langkah algoritma harus mempunyai sebuah unsur logis, ini berarti hasil dari urutan tersebut harus dapat di tentukan, benar atau salah. Yang tidak benar dapat memberikan hasil yang salah.
Pengertian coding. Coding jika di artikan dengan istilah ke dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan adalah Pemrograman.
Bahasa yang sering digunakan oleh Operating System di dalam melakukan suatu tugas tertentu disebut Coding.

Pengertian source code. Dalam Komputer, source code disebut juga dengan  source adalah kumpulan pernyataan atau deklarasi bahasa pemrogramman komputer dan dapat di baca manusia.
Source code kemungkinankan programmer untuk komunikasi dengan komputer digunakan beberapa perintah yang telah di indentifikasi beberapa faktor.
Source Code program yang biasanya dibuat satu atau lebih file teks,Disimpan dalam database yang disisipkan oleh sebagai prosedur dan dapat juga sebagai potongan code yang tercetak di buku.
Pengertian Paradigma Paradigma adalah cara untuk melihat diri sendiri dan lingkungan sekitar mempengaruhi sebuah pemikiran kognitif, sikap afektif, dan perilaku.
Paradigma juga dapat di artikan seperangkat konsep, nilai-nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realita yang terjadi  dalam sebuah kompleks komunitas yang sama,disiplin intelektual.
Pengertian type data. Tipe data adalah nilai yang dapat dinyatakan dalam bentuk konstanta atau variabel dan operator. konstanta menyatakan nilai yang tidak bakal berubah Sedangkan variabel menyatakan nilai yang dapat berubah-ubah selama eksekusi berlangsung.




NAMA = MUHAMAD ALIV FAHRUDIN
NIM     = A11.2013.07901
MATA KULIAH = SP ALPRO
http://dinus.ac.id/ 

Minggu, 15 Mei 2016

PEMANASAN GLOBAL DAN EFEKNYA TERHADAP BUMI.

PEMANASAN GLOBAL DAN EFEKNYA TERHADAP
BUMI
Pemanasan global adalah suatu keadaan dimana suhu di permukaan bumi menjadi lebih panas dibanding suhu normal. Pemanasan global hanya sebuah wacana sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang pemanasan global adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia. Sudah banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa pemanasan global telah terjadi.
Diantaranya banyaknya beruang kutub yang mati kelaparan di kutub utara, hal ini terjadi dikarenakan menipisnya lapisan es sehingga mengakibatkan mereka kesulitan mencari makanan. Penelitian menunjukkan bahwa banyak beruang kutub yang tidak memiliki cukup banyak lapisan lemak tubuh untuk bertahan hidup. Selain itu, Suku Inuit juga telah melihat banyaknya bongkahan-bongkahan es besar bahkan gunung es menghilang secara tiba-tiba. Akan
tetapi, hal yang tak kalah mengerikan adalah terjadinya berbagai bencana alam di seluruh bagian bumi.
Pemanasan global mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi sekitar 5 derajat celcius per tahun, hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan iklim di seluruh dunia. Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya kantong-kantong es di Kutub Utara maupun Kutub selatan, mencairnya kantong-kantong es tentu saja akan mengakibatkan naiknya permukaan laut yang mungkin akan menenggelamkan banyak pulau. Selain itu mencairnya kantong-kantong es juga mengakibatkan runtuhnya pemukiman-pemukiman penduduk di Siberia. Mencairnya kantong-kantong es tersebut telah mengakibatkan mencairnya pondasi rumah-rumah yang terbuat dari “permafrost”. Permafrost adalah semacam batu-batuan yang telah membeku paling tidak selama lebih dari dua tahun. Pemanasan global tentu saja menyebabkan mencairnya permafrost tersebut dan mengakibatkan
permafrost tersebut menjadi tidak cukup kuat untuk menyangga rumah-rumah tersebut. Hal ini tentu saja mengakibatkan runtuhnya rumah-rumah tersebut. Pemanasan global disebabkan oleh berbagai macam faktor. Akan tetapi, pemanasan global sering diakibatkan oleh polusi dari berbagai macam polutan seperti “Karbon dioksida, Metan, gas CFC dan lain- lain.” Karbon dioksida merupakan gas yang memiliki peran utama dalam pemanasan global karena gas inilah yang menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca menyebabkan banyaknya panas dari bumi yang terperangkap, sehingga meningkatkan suhu bumi. Sebenarnya gas ini berfungsi sebagai penahan panas agar suhu bumi tetap dalam kondisi normal, tanpa gas ini bumi akan menjadi planet es yang memiliki suhu kurang dari 10 derajat celcius. Akan tetapi, penelitian terakhir menunjukkan bahwa kadar Karbon dioksida di atmosfer telah melewati ambang batas. Hal ini mengakibatkan semakin banyak panas yang tertahan di bumi, sehingga bumi menjadi lebih panas.
Metan adalah gas yang dihasilkan dari berbagai interaksi makhluk hidup dan bakteri. Sedangkan CFC adalah gas yang dihasilkan dari pemakaian berbagai produk yang mengandung CFC. Karbon dioksida dan CFC adalah dua dari berbagai gas yang mengakibatkan pemanasan global dan berbagai masalah lainnya. Jika Karbon dioksida menyebabkan terjadinya efek rumah kaca, gas CFC mengakibatkan terbentuknya lubang pada lapisan ozon. Pembentukan lubang ozon ini dimulai ketika penggunaan produk yang mengandung CFC ini, kemudian gas CFC tersebut naik hingga ke lapisan ozon dan bereaksi dengan ozon (O3 ) dan mengubahnya menjadi Oksigen (O2). Hal ini menyebabkan hilangnya kemampuan ozon untuk mencegah berbagai radiasi terutama radiasi berbahaya masuk ke bumi. Lubang ozon yang terbentuk di kutub selatan disebabkan oleh gas ini. Terbentuknya lubang tersebut telah membuat berbagai radiasi dari luar angkasa dapat masuk ke bumi dan mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita kanker kulit secara drastis. Pemanasan global telah menyebabkan berbagai perubahan iklim di berbagai belahan di dunia seperti gangguan proses hidrologi, pemanasan wilayah yang sangat drastis, dan terancamnya berbagai wilayah di dunia dengan kekeringan, tenggelamnya berbagai wilayah dan lain-lain. Dapat anda lihat bahwa hampir seluruh efek dari pemanasan global buruk. Akan tetapi, mungkin tidak semua efek buruk.
Menurut penelitian, pemanasan global mungkin dapat menolong berbagai vegetasi di Gurun Sahara. Dengan umpan balik diantara atmosfer dan vegetasi- vegetasi di Gurun Sahara yang saling menguntungkan, dan dengan sedikit tambahan curah hujan yang diakibatkan oleh pemanasan global, Gurun Sahara mungkin akan kembali subur karena mengalami penghijauan. Akan tetapi, kembali suburnya Gurun Sahara telah tertulis dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda-tanda kiamat besar.

Sumber :

www.google.com
www.wikipedia.org


MOHON DI FOLLOW AKUN SAYA

TWITTER           = @aliv_fahrudin
INSTAGRAM      = muhamadaliv_fahrudin
 

PATH                  = Pak Udin
LINE                   = pak-udin

TERIMA KASIH BANYAK.

Jumat, 13 Mei 2016

"HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"

"HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"
SELAMAT HARI KARTINIII.
Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini[1] adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
] Biografi
Ayah Kartini, R.M. Sosroningrat.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
[sunting] Pemikiran
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
Buku
* Habis Gelap Terbitlah Terang
Sampul buku versi Armijn Pane.
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab pembahasan.
* Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit.
Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada Door Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya.
* Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Coté juga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Menurut Joost Coté, seluruh pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap.
Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.
* Panggil Aku Kartini Saja
Sampul Panggil Aku Kartini Saja, dikompilasi oleh Pramoedya Ananta Toer.
Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.
#SEMOGA KARTINI-KARTINI INDONESIA BANGKIT TERUSSS###

Sumber :

www.google.com
www.wikipedia.org


MOHON DI FOLLOW AKUN SAYA

TWITTER           = @aliv_fahrudin
INSTAGRAM      = muhamadaliv_fahrudin

PATH                  = Pak Udin
LINE                   = pak-udin

TERIMA KASIH BANYAK.


Pengikut