Tampilkan postingan dengan label MILITER. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MILITER. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Mei 2016

Senapan Sniper Made in Indonesia Dikagumi di Yordania.

Senapan Sniper Made in Indonesia Dikagumi di Yordania
Amman - Indonesia boleh berbangga, karena untuk pertama kalinya produk-produk unggulan karya anak bangsa Indonesia ditampilkan pada pameran industri pertahanan dan keamanan berskala internasional bertajuk The 11th Special Operations Forces Exhibition and Conference (SOFEX) yang secara resmi dibuka oleh Raja Yordania, Abdullah II pada 10 Mei 2016, dan akan berlangsung sampai tanggal 12 Mei 2016, di Amman, Yordania.
Pangeran Feisal bin Al Hussein selaku President of SOFEX Supreme Steering Committee menyatakan sangat sangat kagum atas perkembangan industri strategis Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Yang Mulia Pangeran Feisal didampingi Ketua Senat Yordania Dr. Abdur-Rauf Rawabdeh, dan juga Kepala Kepolisian Yordania ketika berkunjung ke paviliun Indonesia yang langsung diterima oleh Duta Besar RI, Teguh Wardoyo di dampingi oleh Direktur Komersial PT Pindad Widjajanto, yang sekaligus turut menjelaskan mengenai produk-produk yang ditampilkan.
Pangeran Feisal menyatakan ketertarikannya kepada Senapan Sniper SPR2 dan akan mencoba kemampuannya di lapangan tembak dekat lokasi pameran keesokan hari (Rabu, 11 Mei 2016).
Senapan Sniper Pindad Jadi Pusat Perhatian di Yordania (dok. KBRI Amman)
Selain Petinggi Militer Yordania, Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Tentara Kazakhstan, Jenderal Zhasuzakov Sakin dan Panglima Tentara Kuwait Letnan Jenderal Mohammad Khaled Al-Kheder, yang masing-masing didampingi delegasi militernya menyatakan sangat tertarik terhadap produk-produk Pindad, dan langsung menugaskan stafnya untuk mengatur pertemuan lanjutan, sekaligus mengundang Pindad untuk datang ke Kazakhstan dan Kuwait.
Pameran SOFEX yang diinisiasi oleh Raja Abdullah II, diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan telah berlangsung sejak tahun 1996. Pameran ini telah menarik perhatian begitu banyak pelaku industri pertahanan dan keamanan global sehingga mereka berpartisipasi menampilkan produk-produk andalan dari masing-masing negara. Penyelenggaraan SOFEX 2016 ini diikuti lebih dari 400 perusahaan yang bergerak di industri pertahanan baik lokal, regional dan internasional dari 47 negara.
Ketua panitia penyelenggara, Amer Tabbah, dalam laporan pembukaan menyampaikan bahwa dalam acara pembukaan ini terdapat lebih dari 1.000 orang merupakan delegasi resmi, termasuk di antaranya sekitar 30 orang pejabat setingkat menteri dari berbagai negara di antaranya, Menteri Pertahanan, Panglima Angkatan Bersenjata, Panglima Operasi Khusus, dan pejabat-pejabat penting lainnya.
Diharapkan pejabat Indonesia khususnya terkait industri strategis kiranya berkenan hadir pada SOFEX 2018 mendatang, guna melihat peluang pasar sekaligus mempromosikan kehebatan karya putra putri Indonesia.
Dubes RI untuk Kerajaan Yordania, Hasyimiah merangkap Negara Palestina, Teguh Wardoyo, mengutarakan bahwa KBRI Amman telah memfasilitasi penyewaan booth yang berlokasi di Hall 3 nomor A 302 di area pameran King Abdullah I Airbase, Marka, Yordania.
Pindad akan mewakili Indonesia dalam pameran kali ini. Partisipasi Indonesia ini dimaksudkan untuk mengenal pasar, melihat peluang, dan aktif dalam promosi industri strategis Indonesia di Timur Tengah.
Pada booth Indonesia tersebut, Pindad menampilkan produk-produk unggulannya, seperti Senapan Serbu 2 (SS2 V4 HB & SS2 V5 Comando), Pistol G2 Elite dan G2 Combat, Senapan Sniper (SPR2 dan SPR3), dan Senapan Anti Teror PM2. Pindad juga membawa mock up beberapa produk kendaraan andalannya, yaitu Panser Anoa, Kendaraan Taktis Komodo, dan Tank Boat. Di samping itu, Pindad juga memberikan kesempatan kepada pihak pihak terkait untuk melakukan uji coba senjata dan munisi pada pameran tersebut.
Selain Pindad yang membawa langsung produk-produknya ke Yordania untuk dipamerkan, beberapa industri strategis tanah air, yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan PT Sritex turut berpartisipasi dengan menyediakan brosur-brosur produk unggulan dan profil perusahaan yang dibagikan kepada para pengunjung pameran. 

Sumber : Detik.com


MOHON DI FOLLOW AKUN SAYA

Instagram : muhamadaliv_fahrudin
Path          : Pak Udin
Line           : pak-udin

TERIMA KASIH





Mayor Atang Gugur Di Hari Pertama Pertempuran.



Mayor Atang Gugur Di Hari Pertama Pertempuran 
Senin, 7 Desember 1975, merupakan hari dimana digelarnya Operasi Lintas Udara yang menerjunkan Satuan Tugas Nanggala V (Parako) di Dili, Timor-Timur (sekarang Timor Leste). Mereka merupakan pasukan pertama yang datang yang diterjunkan dengan menggunakan delapan pesawat angkut Herkcules C-130B dari Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur .
Satu per satu pasukan Nanggala V pun terjun. Namun kehadiran pasukan Naggala V disambut lontaran amuk peluru yang ditembakan pasukan Tropaz. Menurut Buku berjudul ‘Hari H: 7 Desember 1975’, pasuakn Tropaz merupakan pasukan profesional yang dilatih angkatan bersenjata Portugal berdasarkan standar NATO.
Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur) 1 Mayor Atang Sutresna mendarat tak jauh dengan posisi Caraka Komandan Grup Parako Koptu Engka Wasmita. Ketika mendarat Atang langsung membuka ranselnya lalu mengeluarkan sangsaka Merah Putih. Kemudian Mayor Atang memerintahkan kepada Koptu Sugeng dan Koptu Suhar Winata dari Regu 1 Peleton 1 Kompi B untuk menaikannya di kantor Gubernur menggantikan bendera Fretilin yang berkibar. Pengibaran sangsaka Merah Putih merupakan tugas yang sulit lantaran daerah sekitar kantor Gubernur masih dikuasai oleh pihak musuh.
Suara tembakan terdengar dengan teramat jelas, namun tak meredupkan keberanian mereka. Koptu Sugeng dan Koptu Suhar pun bergegas mengibarkan sangsaka Merah Putih dengan meyakini bahwa mereka akan mendapat perlindungan dari Mayor Atang Sutresna, Koptu Amad Priyatna dan Serda I Wayan Rija. Ketika bendera Fretelin berhasil diturunkan dan Sangsaka Merah Putih baru dinaikan separuh tiang, Koptu Sugeng tertembak. Dengan spontan Koptu Sugeng pun memberi tahu Koptu Suhar. “Har, aku kena,” ucap Sugeng.
Setelah selesai menaikan sangsaka Merah Putih di kantor Gubernur, mereka pun bergegas mencari perlindungan. Koptu Sugeng segera memeriksa pahanya yang tadi terkena tembakan, namun beruntung tembakan itu hanya mengenai botol minumnya. Kemudian mereka melapor pada Mayor Atang bahwa tugas mereka telah selesai.
Sebelum melaksanakan tugas yang diberikan oleh Mayor Atang untuk mengibarkan Sangsaka Merah Putih, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar mengamankan Koptu Kidam yang sudah terlebih dulu tertembak di bagian dada. Saat menuju lokasi yang berada di bawah pohon Beringin untuk memeriksa kondisi Koptu Kidam, rupanya dia telah tertembak untuk kedua kalinya oleh musuh dan gugur ketika Koptu Sugeng dan Koptu Suher mengibarkan Sangsaka Merah Putih di kantor Gubernur.
Koptu Sugeng pun lekas mengabarkan pada Serda Rija terkait Koptu Kidam. Serda Rija berinisiatif memindahkan jenazah Koptu Kidam dengan menariknya. Namun kemalangan menimpa Serda Rija, beberapa tembakan mengarah ke perut dan dada Serda Rija yang membuatnya tersungkur dan gugur dengan masih memegang jasad Koptu Kidam. Gugurnya kedua anak buah Mayor Atang membuat dirinya terlihat terpukul.
Mayor Atang pun berniat untuk bergerak ke arah barat menuju ke sebuah bangunan berwarna merah. Disana terdapat carakanya Koptu Kamin yang gugur pula, tergantung di sebuah tiang listrik. Koptu Sugeng pun berusaha keras melarang komandannya untuk tidak bergerak ke arah tersebut, karena di tempat itulah tembakan terdengar sangat gencar.
“Pak masih ramai dari situ (bangunan merah),” ujar Koptu Sugeng.
Namun sangat disayangkan, Mayor Atang tak memperdulikan seruan anak buahnya. Mayor Atang malah memerintahkan Koptu Engka untuk tetap ditempat. “Kamu di sini saja, saya mau mengatasi itu (tembakan),” tegas Mayor Atang.
Tak hanya Koptu Sugeng, Koptu Engka pun melarang Komandannya untuk bergerak ke arah tersebut. “Jangan pak !!!,” balas Koptu Engka menahan komandannya.
Tepat dugaan anak buahnya, sekitar 25 meter dari ujung gedung Gubernur sebelah barat, Mayor Atang tertembak pada bagian perutnya. Ia pun langsung jatuh.
Melihat komandannya tertembak, dengan merunduk Koptu Sugeng segera mendekati dan menarik komandannya ke perlindungan di sebuah pagar tembok. Pada saat ditarik itulah Mayor Atang kembali tertembak yang mengenai leher hingga tembus ke kepalanya. Mayor Atang pun turut gugur seketika.
Mendengar informasi bahwa Mayor Atang gugur, dengan bergegas Kapten Bambang Mulyanto meninggalkan kelompoknya dan berlari menuju jasad Mayor Atang tergeletak. Kapten Bambang melihat dengan mata kepala sendiri seniornya yang dikenal sosok yang baik telah gugur. Hati Kapten Bambang hancur dan terlihat sedih sekali. Komandan Grup 1 Soegito yang dikabarkan info serupa oleh Kapten Atang Sanjaya mengenai Mayor Atang melaui Handie talkie juga merasa sedih dan pilu.
Tak beberapa lama kemudian, jenazah Mayor Atang dibawa ke pos komando Grup Parako yang berada tidak jauh di depan pelabuhan Dili. Dangrup 1 Soegito sempat ikur mengusung jenazah Mayor Atang sewaktu diturunkan dari mobil pick up dan membaringkannya di sebuah ruang kantor yang kosong. Selain jenazah Mayor Atang, di dalam ruangan tersebut turut diletakan jenazah Koptu Kidam, Koptu Karsum serta anggota lainnya yang gugur di hari pertama dimulainya operasi tersebut.
Mayor Atang Sutresna telah menunjukan pengabdian yang luar biasa demi tercapainya keberhasilan tugas. Beliau adalah sosok perwira yang tegas, berani dan teguh pendirian.
Sumber : Angkasa

MOHON DI FOLLOW AKUN SAYA

Instagram : muhamadaliv_fahrudin
Path          : Pak Udin

Line           : pak-udin



Minggu, 17 April 2016

Garuda III Kongo : 30 Personel Kalahkan 3000 Milisi.

Garuda III Kongo : 30 Personel Kalahkan 3000 Milisi
Tahun 1962, Kongo, negara di belahan Bumi Afrika sedang bergolak, TNI kembali diundang untuk Misi Perdamaian PBB dengan nama Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Letjen TNI (Purn) Kemal Idris (Alm). Garuda III diambil dari dari Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur lainnya.
Pasukan ini berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962, dan berada di medan tugas selama delapan bulan di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo). Mereka di tempatkan di Albertville. Di tempat ini telah disiapkan satu kekuatan pasukan besar, yang terdiri dari 2 batalyon kavaleri. Sedangkan Batalyon Arhanud di tempatkan di Elizabethville, yang menjadi wilayah kekuasaan tiga kelompok milisi yang ingin memisahkan diri, di bawah pimpinan Moises Tsommbe dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu.
Daerah ini terkenal dengan kekayaan mineralnya. Sempat terjadi beberapa pertempuran sengit antara pasukan PBB dari India melawan kelompok-kelompok pemberontak tersebut. Disini interaksi antara pasukan Garuda III dengan pasukan PBB lainnya sangat erat. Mereka terdiri dari pasukan Filipina, India, bahkan Malaysia. Walaupun ditanah air konfrontasi Ganyang malaysia dikumandangkan, interaksi persahabatan antara Garuda III dengan Malaysia tetap terjalin erat. Tanpa sedikit pun permusuhan (profesionalitas personel Garuda III).
Pasukan PBB asal India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya. Mereka terorganisir dengan sangat baik. Mereka ditempatkan di kawasan-kawasan vital yang penting dan strategis. Sebaliknya Garuda III yang hanya berkekuatan kecil, mampu melakukan operasi taktik gerilya yang terkenal dalam sejarah PBB sehingga mencapai sukses besar. Disamping itu, personel Garuda III sangat luwes, pandai bergaul dengan penduduk setempat sehingga mereka menaruh kepercayaan besar kepada pasukan Garuda III.
Pasukan Garuda III mengajarkan bagaimana cara mengolah masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga enak dimakan. Padahal mereka mengetahui memasak singkong hanyalah untuk makanan inti dengan cara dibusukkan, dikeringkan, ditumbuk jadi tepung baru dapat dimasak. Dengan adanya interaksi dan hubungan dengan penduduk setempat, maka semua program yang direncanakan berjalan dengan baik. Penduduk setempat menaruh simpati pada program yang dicanangkan, misalkan melakukan tindakan pengamanan daerah setempat dari pengacau. Dengan spontan tanpa di perintah, masyarakat memberitahukan kepada personel Garuda III, bila akan ada serangan yang di lancarkan oleh gerombolan pengacau.
Suatu hari terjadi serangan mendadak ke markas Garuda III. Pertempuran dan tembak menembak terjadi dari jam 12.00 malam hingga dinihari. Markas Garuda III terkepung dengan rapat. Semua personel merapatkan barisan, berusaha menangkis serangan tersebut. Menurut Informasi Intelijen, serangan dilakukan oleh sekitar 2000 pengacau, hasil gabungan 3 kelompok pemberontak. Sedangkan markas komando Garuda III dipertahankan sekitar 300an personel, 40 persen dari seluruh kekuatan Garuda III di Kongo. Tidak ada korban jiwa dari Garuda III, hanya beberapa yang cedera ringan dan langsung ditangani tim medis lapangan. Menjelang subuh, gerombolan pengacau mengendurkan serangan kemudian menarik diri ke basis mereka di wilayah gurun pasir yang membentang gersang.
Hasil konsolidasi pasukan, maka di bentuk tim berkekuatan 30 orang personel RPKAD sebagai tim bayangan sekaligus tim terdepan untuk pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun. Mereka bergerak cepat pada jam 06.00 waktu setempat, dengan perlengkapan garis 1 untuk pengejaran. Semangat tinggi dan berkobar terlihat jelas di wajah-wajah mereka yang terpilih. Iringan doa rekan-rekan di markas, juga dari pasukan PBB lain, mengiring langkah kaki mereka. Menuju kawasan "no mand land" -wilayah tak bertuan-, yang menjadi daerah kekuasaan pemberontak, sekaligus juga merupakan daerah terlarang untuk pasukan PBB. Di kawasan itu, 2 kompi plus Pasukan India pernah di bantai tanpa tersisa. 
Pasukan ini di pimpin seorang Kapten dengan dibantu 5 orang Letnan. Dengan penyamaran layaknya kumpulan suku pengembara, mereka bergerak dalam 3 kelompok yang saling berkomunikasi, tidak lupa kambing, sapi, bakul sayuran di bawa bersama untuk penyamaran. Badan dan wajah di gosok arang sehingga hitam dan menyerupai penduduk asli tempatan, ada juga personel yang berpakaian wanita dan menjunjung bakul sayuran daun singkong. Mereka bergerak melambung melalui pinggiran danau, melewati "no mand land" tujuan akhir.
Data intelijen yang didapat mengatakan kekuatan musuh diperkirakan 3000an bersenjatakan campuran termasuk RPG/Bazooka dan beberapa tank, panzer, bisa dimaklumi sebab ini markas mereka, tentara lain belum memasuki wilayah yang dijaga ketat tersebut. Memasuki senja, personel bermalam dipinggiran danau sambil mengatur strategi penyerangan. Dikejauhan terlihat kerlip lampu-lampu dari markas pemberontak. Menurut data intelijen lagi, suku-suku di kongo, termasuk pemberontak sangat takut akan Hantu Putih (sosok berpakaian putih yang berbau bawang putih). Nah, disinilah strategi penyamaran diubah. Dibalik pakaian loreng darah mengalir mereka, terbungkus jubah putih yang menggerbang ditiup angin danau. Sambil tidak lupa dengan rantai bawang putih yang baunya harum semerbak.
Persiapan penyerangan dari danau dengan menggunakan kapal yang dicat hitam-hitam pun dipersiapkan. Menunggu jam 12.00 tengah malam. Isyarat serangan pun diberikan oleh sang komandan. Dengan gesit, ke 30 orang personel RPKAD mengambil posisi masing-masing. Penyerangan tepat di mulai jam12.00 tengah malam, dengan kapal yang di digelapkan warnanya di atas Danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah "no mand land." Ke 30 personel yang menyamar menjadi "Hantu Putih" ini (atau lebih dikenal masyarakat dengan sprititesses), berhamburan keluar dari dalam kapal, mendobrak pos penjagaan terdepan pemberontak. Para pemberontak yang sangat percaya akan keberadaan Hantu putih ini, kaget, terpana dan ketakutan melihat kelebatan bayangan putih melayang-layang disekitar mereka (jubah putih yang diikat kayu dan tertiup angin) sambil melepaskan rentetan tembakan yang riuh rendah.
Ternyata semangat melawan pemberontak hilang sama sekali, mereka percaya bahwa mereka berhadapan dengan hantu, bukan manusia biasa. Ketika akan didekati, para pemberontak yang disergap itu terkejut, secara reflek melemparkan ayam yang sedang dibakarnya tepat mengenai anggota pasukan Garuda III. Hanya sekitar setengah jam, markas pemberontak dapat di kuasai, Ribuan pemberontak beserta keluarganya menyerah, puluhan yang lain tewas dan luka-luka, sedangkan dipihak RPKAD cedera 1 orang, terkena pecahan proyektil RPG. Dengan sigap, tawanan dikumpulkan. Tidak lama kemudian, bantuan dari pasukan di markas pun tiba, beserta pasukan PBB yang lain dari India, Malaysia, Filipina.
Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang !!. Bisa dibayangkan, dengan hanya berkekuatan 30 orang bisa menawan sekitar 3000an pemberontak bersenjata lengkap!!! Keesokan harinya, pimpinan operasi dan Komandan Garuda III dipanggil menghadap oleh Panglima Pasukan PBB di Kongo, Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia. Ia mengatakan bangga dan takjub atas keberhasilan RPKAD Garuda III menawan basis terbesar pemberontak dan 3000an lainnya tanpa jatuh korban. Namun ia kecewa. Tentara Indonesia katanya tidak bertanggungjawab, irresponsible terhadap pemberontak yang ditawan itu. Kenapa sampai dikatakan irresponsible?. Biasanya, standar operasi tentara, jika musuh berkekuatan 3000 orang, harus disergap dengan kekuatan 3 kali lipat, yaitu 9000 personel. Nah, jika 3000 orang musuh dihadapi hanya dengan kekuatan 30 sampai 50 orang, itu namanya irresponsible dan tidak masuk akal. Mustahil dan nekad!! Bagaimana seandainya para pemberontak tersebut melawan? dan ada yang membocorkan taktik Hantu Putih tersebut? tanya panglima PBB di Kongo.
Apapun, sanjungan dan pujian, serta decak kagum tetap di lontarkan, dan strategi penyerangan ini sampai sekarang masih menjadi legenda Misi Pasukan Perdamaian PBB. Mungkin kisah ini banyak yang tidak tahu, terutama masyarakat tanah air sendiri. Yang jelas, ini sudah bukti nyata keberhasilan anak-anak bangsa kita mengharumkan nama Indonesia, RPKAD khususnya di seantero dunia. Jelas cara taktik, muslihat, strategi serangan ini menjadi bahan penyelidikan Pasukan PBB lainnya, dan tentu saja menjadi legenda hingga sekarang.
Post Asli : "RPKAD Garuda III Kongo 1962 Les Spiritesses"
oleh Rudy79 (Kaskus member)
Editor : ARTILERI
Sumber : Biografi Letjen TNI (Purn) Kemal Idris (Alm)


PRABOWO DAN PRAJURIT YANG TERTIDUR DI EMPERAN ISTANA.

PRABOWO DAN PRAJURIT YANG TERTIDUR DI EMPERAN ISTANA
27 JULI 1996 Anda semua Pasti Ingat semuanya, Penyerangan Kantor PDI Oleh Pasukan Megawati dan terbunuhnya 3 orang Pam Swakarsa oleh Satgas Pendukung Megawati... dari Kisah ini akan ketahuan semua siapa pejabat saat itu.... Kalau tidak salah Pangdamnya saat itu adalah Sutiyoso.

Seluruh Kopassus pun di Alarm siaga-1, baik yang di Cijantung, Sol...o, Serang dan Batujajar, setelah seluruh Pasukan berkumpul dan siap diberangkatkan ke Posnya Masing masing... 2 SSK pasukan diperintahkan untuk menjaga Istana Kepresidenan dan beberapa Obyek Vital di Jakarta, termasuk pasukan yang berada di Batujajar.... Jika Tidak Salah.. salah Satu Komandan SSK saat itu adalah Kapten Andika Perkasa (Menantunya Hendro Priyono) 

Entah siapa yang memulai penyerangan saat itu, yang jelas ada yang terbunuh....Selama Mengamankan Istana, untuk menghilangkan kejenuhan Pasukan melakukan berbagai macam Olah Raga dan kegiatan lain, Patroli dan Jaga Malam dilaksanakan secara tertib... namanya Siaga tetap saja ada yang Kurang, Biasa.... Makan dari Dapur Lapangan, MCK tidak bisa terpenuhi seluruhnya... bahkan adaanggota yang mandi menggunakan air buangan AC yang ditampung di Ember 
Pada suatu Pagi kira-kira Jam 06.00 WIB tiba-tiba Petugas Taman Istana berlari ke arah Pos Pom dan menyampaikan "08 (Kode utk Prabowo) sudah dipintu belakang Istana dan akan menghadap Presiden Soeharto.... Kami yang mendengar hal tersebut segera memberitahukan beberapa Perwira dan Unsur Komandan, tapi terlambat, Mobil Pak Parbowo sudah berada disebelah Kiri Istana dan Pak Prabowo pun turun berjalan dengan cepat, melihat kedatangan Pak Prabowo, Prajurit yang sedang terjaga segera ingin membangunkan 2 orang temannya yang sedang tertidur di Emperan Istana hanya beralaskan Matras tapi posisi Pak Prabowo sudah dekat, Prajurit tersebut berlari ke belakang memberitahukan Dantonnya di Belakang.... ketika Dantonya datang dan memberikan Laporan kepada Pak Prabowo, tapi tiodak digubris Oleh Pak Prabowo, Pak Prabowo terhenti tepat di depan 2 orang Prajurit yang tertidur di Emperan beralaskan Matras. 
Terlihat Pak Prabowo berjongkok dan mengelus Kepala Prajuritnya, tanpa dia membangunkan Prajuritnya yang terlelap, Dantonnya pun berinisiatif untuk membangunkan anggotanya tapi di larang oleh Pak Praboro "Biarkan dia Tidur, jangan dibangunkan" Kata Pak Prabowo...
"Siapa yang bertanggung jawab pengerahan Pasukan disini ? dan seluruh unsur Komandanya menghadap saya di sini..." Perintah Pak Prabowo 
"Siap dilaksanakan " jawab Dantonnya (Kalau tidak Salah Namanya Letnan Agus Supriatna), kemudian mengontak Danyon dan Danki diperintahkan menghadap Danjen di samping kiri Istana... kemudian seluruh Perwira datang dengan heran, dalam hati mereka pasti bertanya tanya ada kejadian apa ? 
"He... Perwira, inikan Anggotamu, mengapa dia tidur di Emperan dan menggunakan Matras, apa kalian tidak di beri Velbet dan Tenda ?" tanya Pak Prabowo... 
"Siap, Velbet dan Tenda belum didukung oleh Kodam Jaya" Jawab Danyon... 
"Bukanya kalian BKO ke Kodam Jaya, mengapa mereka tidak mendukung?" 
"Siap Belum Tahu" Jawab Danyon. 
"Bagaimana makan kalian?" tanya Pak Prabowo 
"Siap dari Dapur Lapangan Kopassus" Jawab Danyon 
Mati Kutu, sialnya seluruh orang disitu sikap sempurna dan Kaku seperti Patung, 2 orang Prajurit yang tertidur tidak sedikitpun terbangun, bahkan tambah lelap. 
"Kamu Kontak Asop dan Aslog Kadam Jaya serta Dokter, suruh dia menghadap saya sekarang disini...!" perintah Pak Prabowo...
Pak Prabowo pun masuk kedalam ruangan, tapi memerintahkan agar 2 orang Prajuritnya jangan dibangunkan. 
Datanglah 2 Kolonel dengan tergesa gesa, nampak wajahnya sangat ketakutan luarbiasa.... kemudian dilaporkan ke Pak Prabowo, pejabat yang di Panggil siap Menghadap, Pak Prabowo keluar dari ruangan dan langsung menuju ke arah 2 Kolonel tersebut, 
"Kaliankan yang meminta Pasukan saya, mengapa mereka terlantar di Istana, mereka Makan, tidur dan MCK tidak Jelas, dimana tanggung jawab kalian, Kamu Tahu Prajurit ini Mahal, Berapa Uang Negara dan Rakyat dihabiskan untuk mendidik dan membentuk mereka? bukankah Orang tuanya menitipkan anak mereka ke kita untuk menjadi Pengawal Negara, mengapa mereka Bisa terlantar ?" 
"Siap, sedang kami siapkan..." Jawab salah satu Kolonel 
"Siapkan ? bukan kah mereka sudah berhari hari di sini, kamu jangan banyak alasan dan jangan pernah menyepelekan Prajuritmu, mereka siang Malam siaga, Patroli dan Kamu enak enakan di Kantor, kamu turun ke Lapangan cek Pasukan " tiba-tiba terdengar Suara "TRAK" stik pun Patah diiringi dengan Suara "SIAP...!" 
Jawaban Klasik "Siap Salah...!" 
"Mana Dokter?" Tanya Pak Prabowo 
"Siap Komandan" Jawab Dokter 
"Kamu Cek 2 orang Prajurit saya yang tidur itu, badan mereka Panas, sepertinya mereka demam" perintah Pak Prabowo 
Dokterpun membangunkan 2 orang Prajurit tersebut, Tampak 2 orang Prajurit tersebut terbengong bengong melihat Banyak orang melihat ke arah mereka termasuk Pak Prabowo, dan merekapun berdiri, seketika Ngantuknya hilang dan mengambil sikap sempurna.... setelah di cek, ternyata benar mereka Demam Panas dan segera di bawa oleh Tim Kesehatan untuk di Obati... 
"Kalian jangan sembrono, Cek anggota kalian jangan sampai mereka Sakit dan Kalian tidak tahu, dan saya tidak Mau Tahu, setelah saya menghadap, Tenda sudah berdiri, Mobil MCK sudah disini dan Velbet untuk mereka tidur sudah ada disini terserah bagaimana cara kalian, Barang barang itu sudah ada disini dan tergelar, jika tidak ada Velbet... Kamu Bawa Springbed kesini, Prajurit saya ini juga Manusia jangan diterlantarkan seperti ini.... 
"Siap dilaksanakan" Jawab Perwira hendak balik kanan 
Tiba-tiba Pak Prabowo menghentikan mereka "Tunggu dulu, mereka hanya dapat Makan dari Dapur Lapangan Kopassus kan, Mulai hari ini mereka Makan 6 kali satu Hari, Mereka Boleh Sarapan Pagi di Ruang Makan Pegawai Istana, sampaikan kepada Kepala Dapur Istana, untuk ULP dari Mabesad, Kodam Jaya dan Pemda DKI diuangkan saja serahkan kepada mereka, Utuh tanpa dikurangi satu Sen pun.." 
"Siap ! " Komandan Perwira pun berhamburan dan Pak Prabowo masuk ke dalam Istana. 
Tidak sampai Dua Jam, Velbet pun datang masih terbungkus Plastik dan cukup untuk seluruh Prajurit yang melaksanakan Siaga di Istana, ketika Pak Prabowo keluar, seluruh nya sudah tergelar..... 
"Kalian harus melaksankan perintah dengan serius jangan membijaksanai, Kita ini sama-sama mengabdi kepada Negara, porsinya sama yang membedakan hanya wewenang, Jangan kalian menggunakan Gaya Katak, ke atas menyembah dan menjilat, teman disamping kaliang singkirkan dan yang dibawah kalian injak injak" JANGAN GAYA KATAK...! 
Itulah sisi lain dari Pak Prabowo, Keras tapi mendidik, beliau sangat sayang dengan Prajuritnya dan Memanusiakan Manusia....




Selasa, 22 Maret 2016

Cerita Tentang KOPASKA.

Cerita tentang KOPASKA

Siapa yang tidak kenal Pasukan Kebanggaan TNI AL itu? Dimana untuk “mengenakan brevetnya” itu seorang anggota TNI AL harus mendaftar untuk selanjutnya mampu mengikuti dan melampaui semua test dari “nol”. Dengan kata
lain harus betul-betul “KUAT-SEGALANYA”.
Sebagai sebuah Satuan Khusus (Special Warfare) TNI AL, KOPASKA secara kuantitatif tidak punya arti apa-apa. la bukan salah satu Unsur dalam jajaran TNI AL, tetapi cuma salah satu Unit, bahkan lebih kecil dari unit-unit dalam jajaran TNI AL secara keseluruhan. Tetapi secara kualitatif KOPASKA adalah Satuan Pemukul Strategis (Band. US Navy SEAL, SBS AL Inggris, dan pasukan elit sejenis di sejumlah negara lain, khususnya Pasukan Katak Italia yang berhasil menghancurkan sekitar 75 Armada AL Inggris di Malta pada Perang Dunia ke-II).

Parameter kualitatif KOPASKA ini dibuktikan dengan Tri-Tugas yang dibebankan ABRI (saat ini TNI) kepada satuan kecil ini, diawal kelahirannya pada tanggal 31 Maret 1962. Dalam Operasi Militer merebut 
Irian Barat dari tangan Belanda itu, KOPASKA mendapat tugas khusus :
* Pertama, melaksanakan intai pantai Biak (combat reconnai-sance) dan pada hari-H, me-laksanakan penghancuran ha-lang-rintang alam maupun buatan (Belanda) di pantai pendaratan.
* Kedua, melaksanakan serangan komando (commando raid) terhadap sasaran-sasaran di laut dan di pantai pendaratan, termasuk melaksanakan pen-culikan Laksamana Reeser, Panglima Tentara Belanda di Irian Barat.
* Ketiga, melaksanakan peng-hancuran Kapal Induk HMS Karel Doorman dengan serangan Torpedo Berjiwa (human torpedo).
Tritugas ini sesungguhnya adalah sebuah “mission impossible” baik dari segi persiapan maupun pelaksanaannya. Banyak faktor yang tidak diperhitungkan atau yang belum sempat diperhitungkan bermunculan satu demi satu, khususnya mengenai SDM dan logistik tempur serta prosedur standar operasi dalam sebuah operasi ampibi yang melibatkan lebih 100 kapal perang dan belasan ribu pasukan ABRI. Sementara TNI AL baru memiliki beberapa orang yang berkualifikasi Pasukan Katak jebolan UNDER WATER DEMOLITION TEAM UDT US NAVY.
Untunglah, di-bawah koordinasi Mayor Laut O.P. Koesno komandan kapal selam KRI Cakra, berhasil dibentuk satuan yang tadinya dimaksud sebagai pasukan berani mati, melalui tahapan pembentukan Instruction Group yang pada gilirannya membentuk sebuah pasukan elit baru yang diberi nama Komando Pasukan Katak Angkatan Laut Republik Indo-nesia KOPASKA, yang dalam realitas operasionalnya terdiri dari anggota-anggota TNI AL dan Kopassus (RPKAD).
Sementara itu untuk memenuhi kriteria sebuah pasukan katak, maka Kelompok Bantu direkrut dari KPBA (Penyelaman). Demikian halnya dengan Unit Torpedo Berjiwa direkrut dari berbagai satuan dalam jajaran Armada TNI AL dan Kodam 5 Jaya. Dengan bekal itulah KOPASKA lahir ditengah-tengah persiapan TRIKORA pada awal tahun 1962.
Memasuki tahun 2001, KOPASKA sudah jauh berkem-bang. Bahkan berubah secara radikal, baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini pada satu sisi menunjukkan persepsi dan apresiasi pimpinan TNI AL yang semakin memahami hakikat keberadaan KOPASKA, dibanding 20 tahun lalu. Pada sisi lain karena berbagai kecenderungan perkembangan dan perubahan yang terjadi yang menuntut antisipasi dinamis sesual dengan karakter ancaman dan tantangan baru sebagai konsekuensi logis dan proses globalisasi. Karena itu sangat mengagumkan bahwa ketika dalam tempo yang relatif singkat (1968-2000) bagi sebuah pa-sukan khusus, KOPASKA sudah menjadi bagian integral dari Sistem Senjata Armada Terpadu di dua Komando Armada Ka-wasan, Barat dan Timur. Padahal tiap angkatan hanya melahirkan beberapa “gelintir” anggota saja karena proses “pencetakannya” yang memakan waktu relatif lama dan biayanya cukup mahal. Apalagi karena parameter mental (disiplin, hirarki dan kehormatan militer) digunakan untuk mengu-kur lulus (qualified) tidaknya seorang calon anggota KOPAS-KA, lebih kental ketimbang persoalan fisik semata-mata.
KOPASKA juga sudah mam-pu memenuhi tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka sesuai dengan acuan-acuan yang sedang terus dikembang-kan baik untuk peperangan konvensional maupun inkonven-sional. Anggota-anggotanya bahkan sudah mendapat kesem-patan bergabung dalam satuan-satuan Indonesia dibawah PBB di beberapa negara, seperti Garuda IX/UNIMOG di Irak, Garuda XII/UNTAC di Kamboja, Garuda XIV/UNPROFOR di Bosnia-Herzegovina. Mereka akseptabel dimana-mana, baik dilingkungan TNI AL maupun diluar itu.
Mencermati kelahiran KO-PASKA, maka prajurit berkuali-fikasi KOPASKA sesungguhnya tidak cuma ada di TNI AL, tetapi juga di KOPASSUS. Kerjasama ini sudah terjalin lama. Oleh sebab itu, kelahiran KOPASKA TNI AL yang secara administratif organisatoris ditetapkan pada 31 Maret 1962 dengan Surat Keputusan Menteri / Kepala Staf Angkatan Laut No. 5401.13, sesungguhnya adalah kelahiran Satuan PASKA KOPASUS juga. Dalam pada itu, sejak awal 2001, 3 kompi prajurit KOSTRAD TNI-AD telah menyelesaikan latihan khusus Intelijen Tempur Matra Laut dan Selam Dasar (Scuba) di KOPASKA. Hal ini di satu sisi menunjukkan semakin bertam-bahnya kepercayaan yang diberikan kepada KOPASKA. Disisi lain semakin menambah jumlah personel TNI-AD dengan kualifikasi Intelijen Tempur Matra Laut dan Selam Dasar.
Rangkai-an kerjasama ini ditandai dengan Telegram Panglima TJADUAD (KOSTRAD) No. ST. 037/62 tertanggal 28 April 1962 yang melahirkan Surat Perintah Men/KASAD No. SP 325/1962 dan SK Men/KASAD No. 1301.4 tanggal 7 Mei 1962, yang berlanjut dengan keluarnya Surat Perintah Komandan RPKAD (Kolonel TNI Mungparhadimulya) No. SP 111/S/1962, yang menetapkan sejumlah anggota KOPASKA sebagai Instruktur untuk melatih anggota-anggota RPKAD (KO-PASSUS) yang kemudian mela-kukan tugas di TRIKORA sebagai anggota KOPASKA.


DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER.




Minggu, 14 Februari 2016

Kecanggihan Kapal OSV 190 SC-WB TNI AL.

Kecanggihan Kapal OSV 190 SC-WB TNI AL


Pada 11 Desember 2014 lalu, galangan kapal OCEA bertempat di Les Sables d'Olonne di pantai barat Prancis, meluncurkan kapal pertama dari dua kapal kapal Offshore Survey Vessels (OSV) 190 SC-WB atau kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) untuk TNI AL. Acara peluncuran ditandai dengan pemotongan tali menggunakan kapak oleh KASAL Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai tanda simbolis.

OCEA memenangkan tender pengadaan kapal BHO ini setelah menyisihkan 8 pesaing lainnya (3 dari Korea Selatan, 1 dari Jerman, 4 dari Prancis termasuk OCEA, dan 1 dari Belanda) dalam tender internasional pada 2011 silam.

Setelah menganalisa tawaran yang diajukan masing-masing calon, akhirnya Kementerian Pertahanan Indonesia mengerucutkan pilihan menjadi tiga (2 dari Korea Selatan dan OCEA) untuk bersaing dalam kompetisi akhir. OCEA adalah satu-satunya kandidat yang menawarkan kapal aluminium.

OCEA akhirnya terpilih menjadi pemenang tender dan menandatangani kontrak dengan TNI AL pada tanggal 1 Agustus 2012. Kontrak ini berupa pembangunan dan pengiriman dua kapal OSV 190 SC-WB dengan peralatan lengkap untuk misi penelitian oseanografi dan hidrografi serta hal-hal lainnya terkait kebutuhan TNI AL khususnya.

Lunas kapal OSV 190 yang pertama diletakkan pada bulan Oktober 2013, sedangkan adiknya baru akan diluncurkan (selesai) pada kuartal kedua 2015. Pengiriman OSV 190 pertama ke Indonesia dijadwalkan pada bulan Maret 2015, sedangkan kapal kedua kemungkinan baru dikirimkan pada kuartal ketiga 2015.

OSV 190 dilengkapi dengan berbagai peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk pengumpulan data perairan sampai dengan laut dalam (deep water) hingga 6.000 m. Mampu mendeteksi benda-benda di laut, pesawat jatuh dan lain-lain. Juga dilengkapi dengan teknologi multi bim yang bisa mencatat gelombang dan frekuensi bawah laut dengan tepat. OSV 190 termasuk kapal jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) yang menjadi sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL.

Misi OSV 190 SC-WB, diantaranya:

Survei hidrografi
Studi oseanografi
Studi geofisika
Survei perikanan
Patroli ZEE
Dukungan operasi scuba diving
External fire-fighting
Helicopter winching operations
Towing ships.

Untuk menjalankan tugasnya yang kompleks tersebut kapal BHO TNI AL ini dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis dan ilmiah yang tercanggih, diantaranya:

AUV (autonomous underwater vehicle) dari Kongsberg - untuk menjalankan misi bawah air secara otonom. Melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini OSV 190.
ROV (Remotely Operated Vehicle) dari ECA - robot bawah air dengan remot kontrol yang dilengkapi kamera bawah air, sehingga dapat memberikan informasi visual kondisi di dalam laut, serta mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1.000 meter.
Hydrographic craft 8 meter - yang dilengkapi dengan teknologi pengumpulan data di daerah dangkal sepanjang pantai. Didesain oleh OCEA, dua hydrographic craft ini (masing-masing satu pada tiap kapal) akan dibangun di Indonesia.
Berbagai sensor terintegrasi (terpasang di bawah lunas di haluan) untuk analisis dan data recovering.
Di dalam kontrak juga tertuang dukungan logistik, yang berupa:

Dokumentasi teknis untuk operasi dan pemeliharaan
Pelatihan kru: teknis dan ilmiah (40 pelaut per kapal)
Pelatihan pemeliharaan (16 orang per kapal)
On site technical assistance.

Dalam merealisasikan kontrak ini, OCEA bermitra dengan Angkatan Laut Prancis untuk pemilihan peralatan ilmiah dan juga untuk membantu pelatihan ilmiah kru dan bantuan teknis lainnya kepada Indonesia.

Kedua kapal ini merupakan proyek ambisius TNI AL untuk membangun armada oseanografi dan hidrografi. Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, kebutuhan akan kapal BHO ini sangatlah mendesak, seperti yang ditunjukkan dalam misi operasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501.

Performa OSV 190 SC-WB:

Excellent sea-keeping.
Manuver tinggi. Dalam bermanuver, kapal BHO ini dilengkapi dengan Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti Rolling Tank.
Daya tahan 20 hari.
Meluncurkan dan merecovery peralatan penelitian dan robot tele-operated.
Mengambil, menyimpan, dan menganalisis sampel (air, sedimen, dan ikan).
Lifting dan towing berbagai jenis peralatan khusus.
Divers support.
Mampu membawa shipping containers (misi kemas).
Karakteristik OSV 190 SC-WB:

Bobot benaman: 515 ton
Panjang keseluruhan: 60,1 m
Lebar: 11,5 m
Draft: 3,5 m
Diesel capacity: 135.000 l
Water capacity: 35.000 l
Kecepatan: 16 knot (2 mesin MTU 8V4000M53)
Kru: 40 orang
Kapasitas penumpang dan VIP: 11 orang.

Kapal BHO yang dilengkapi laboratorium-laboratorium canggih ini juga dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. Disebutkan pula bahwa BHO ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan ASW (anti kapal selam), meskipun belum ada rincian lebih lanjut terkait fitur ini.

Saat ini data pemetaan laut Indonesia sudah tidak di-update berpuluh-puluh tahun, terutama di perairan kawasan timur. Dengan adanya dua BHO canggih ini, Indonesia akan bisa memperbarui data-data pemetaan bawah laut di semua perairan. Seandainya terjadi perang, TNI sudah memiliki data-data dari survei dan pemetaan ini, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.


Sumber:Artileri.









Kamis, 11 Februari 2016

Korps Marinir TNI AL Masuk Tiga Besar Dunia

Korps Marinir TNI AL Masuk Tiga Besar Dunia 
Kekuatan Marinir Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia.
Meski tak dilengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) secanggih milik negara-negara maju, Indonesia patut berbangga hati terhadap Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL). Pasalnya, Indonesia disebut-sebut memiliki kekuatan Korps Marinir terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris. "Kekuatan Marinir Indonesia adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris," kata Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Buyung Lalana di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 30 Juli 2015.
Buyung memaparkan, di dalam sebuah pertemuan tahunan persatuan Marinir tingkat dunia yang digelar di Hawai, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, korps baret ungu ini mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah negara adikuasa. "AS bilang Anda negara kekuatan ketiga terbesar di dunia. Marinir yang berhasil membuat kita gentar. Saya berkunjung ke Indonesia dan Marinir punya yel-yel yang berhasil memprovokasi kami, buat gentar kita," ungkap Buyung menirukan pujian pihak Marinir AS.
Apresiasi dari Marinir AS terhadap Marinir Indoneisa tersebut memang bukan tanpa alasan. Buyung mengatakan, dari sejumlah kegiatan latihan bersama yang diadakan antara prajurit Marinir dari tiga negara (Indonesia-AS-Inggris), kegigihan prajurit Indonesia tak kalah dengan dua negara adikuasa tersebut. "Kita sering berlatih bersama dengan mereka (AS-Inggris). Dengan kemampuan dan besarnya armada kita, mereka memuji kita. Sebagai ilustrasi, dalam kegiatan berenang menyeberangi Selat Sunda tahun lalu, 817 dari 1000 personel Marinir itu berhasil menyeberang," ucap Buyung.



Senin, 01 Februari 2016

Operasi Menumpas PRRI:

Operasi Menumpas PRRI: 

Dihadang Mitraliur di Atas Gunung Padang
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 pada tahun-tahun selanjutnya masih menemui banyak tantangan yang harus diselesaikan melalui pertikaian bersenjata. Korban jiwa dan materi yang tak bisa dicegah pun berjatuhan. 
Setelah lebih dari sepuluh tahun RI merdeka, sejumlah daerah merasa tidak puas bahkan dengan terang-terangan berupaya memisahkan diri, sehingga pemerintah pusat di Jakarta terpaksa harus menyelesaikannya secara militer. Salah satu upaya pemisahan diri dengan cara membentuk negara baru dan menyatakan berpisah dari pangkuan RI adalah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pimpinan Mr Sjafrudin Prawiranegara yang dibentuk pada 15 Februari 1958 di Sumatera.
Upaya pemisahan diri dari PRRI itu jelas menjadi ancaman serius bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan harus segera diambil tindakan tegas. Tapi tindakan tegas yang harus diambil oleh pemerintah RI khususnya Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) harus benar-benar terencana secara matang. Pasalnya PRRI juga didukung oleh sejumlah unsur militer di Sumatera yang semula anggota APRI, sehingga memiliki kekuatan yang teraltih dan bersenjata lengkap. Satuan-satuan militer yang mendukung APRI antara lain Resimen IV/TT-1/ Bukit Barisan di bawah komandan Letkol Achmad Husein, Tentara Territorium I di bawah komandan Kolonel Mauluddin Simbolon, Tentara Teritorium II di bawah pimpinan Letkol Barlian, dan lainnya. Pada 22 Desember 1956 Panglima TT-1, Kolonel Simbolon di Medan bahkan telah terlebih dahulu memutuskan hubungan dengan pemerintahan pusat. Dari sisi kemampuan tempurnya yang terlatih, jumlah total pasukan PRRI sekitar 10.000 0rang.
Selain memiliki pasukan yang terlatih pasukan PRRI juga memunyai senjata-senjata modern yang kemudian diketahui sebagai bantuan dari AS (CIA). Persenjataan yang terdeteksi oleh intelijen APRI pada 28 Februari 1958 dan dikirim melalui penerbangan gelap ke Sumatera itu antara lain 15 senjata mesin ringan, 125 pucuk senapan laras panjang, dan dua senapan mesin berat lengkap dengan pelurunya. Dengan memperhitungkan bahwa kekuatan militer yang dimiliki PRRI sebelumnya merupakan pasukan reguler dan memiliki persenjataan yang digelar dalam kawasan luas, APRI di bawah komando KSAD Kolonel AH Nasution pun segera menggelar operasi gabungan. Sebagai komandan operasi gabungan ditunjuk perwira TNI AD yang sudah cukup pengalaman, Kolonel Achmad Yani. Sejumlah operasi yang digelar untuk membereskan PRRI antara lain Operasi Tegas, Operasi Saptamarga, Operasi Sadar, dan Operasi 17 Agustus.
Peran AURI
Sebagai operasi gabungan yang melibatkan seluruh kekuatan APRI, peran kekuatan AURI (TNI AU) sangat dominan karena bertugas menerjunkan pasukan, menerjunkan logistik, memberikan air cover, bantuan tembakan udara kepada pasukan darat, misi SAR, dan lainnya. Kekuatan udara AURI yang dikerahkan antara lain 26 pesawat C-47 Dakota, enam pesawat pemburu P-51 Mustang, delapan pembom B-25 Mitchell, enam AT-16 Harvard yang dipersenjatai, dan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI. Sedangkan kekuatan ALRI yang dikerahkan terdiri dari enam kapal perang, 19 kapal transpor dan ribuan prajurit AL. Angkatan Darat RI juga mengerahkan ratusan prajurit RPKAD yang dalam misi tempurnya akan diterjunkan melalui udara dan didaratkan menggunakan kapal ALRI. Jumlah pasukan APRI yang dikerahkan untuk menumpas PRRI sekitar 50.000 orang.
Menurut Marsma (Purn) Augustinus Andoko (84) saksi hidup Operasi Tegas yang turut menerbangkan Dakota, untuk melancarkan operasi militer merebut Riau Daratan itu taktik tempurnya dititikberatkan pada unsur pendadakan. Target lain Operasi Tegas adalah membebaskan Pangkalan Udara Simpang Tiga, Pekanbaru yang selanjutnya akan digunakan sebagai basis terdepan guna menghadapi PRRI. Sebanyak 26 Dakota dari Skadron Udara 2 yang telah disiapkan di pangkalan aju Tanjung Pinang, tidak semuanya diterbangkan oleh pilot-pilot AURI karena masih terbatasnya penerbang Dakota.
“Pilot-pilot dari Garuda Indonesian Airways atau biasa disebut Wing Garuda juga ikut dilibatkan. Saya sendiri saat itu sebenarnya bukan pilot Dakota dari Skadron 2, tapi menjabat Chief Instructor di Sekolah Penerbang Bandung,’’ jelas Andoko yang saat itu berpangkat Kapten Pnb. ‘’Tapi karena memiliki kemampuan menerbangkan Dakota dan karena kurang tenaga pilot, semua yang bisa menerbangkan Dakota pun dilibatkan. Saat itu semua instruktur dilibatkan dalam operasi sehingga para siswa penerbang pekerjaannya hanya duduk-duduk saja karena tidak ada instrukturnya,’’ tambah Andoko yang juga dikenal sebagai salah satu sesepuh TNI AU dan salah satu pendiri Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU).
Andoko yang pada massa Perang Kemerdekaan RI (1945-1947) tergabung dalam Tentara Pelajar Batalyon 300 itu mendapatkan kemampuan menerbangkan sejumlah pesawat, salah satunya Dakota, sewaktu mengikuti Pilot Course di Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA), Bakersfield, California, AS (1950). Sebelum dikirim ke TALOA, Andoko yang lulus pendidikan SMTT (Sekolah Menengah Teknik Tinggi) Yogyakarta telah diterima sebagai kadet AURI (1949) dan sudah memiliki kemampuan terbang solo menggunakan pesawat L-4J.

>>> DARI BERBAGAI SUMBER <<<<


Machinen Pistole 40 (MP40)

Machinen Pistole 40 (MP40)


MP40 Atau bahasa Jermanya "Machinen Pistole 40" adalah salah satu senjata Jerman yang populer semasa Perang Dunia ke II . Termasuk senjata Schmeisser (Senapan mesin ringan) , MP40 juga mempunyai Popor lipat yang dapat digunakan. MP40 Dicipitakan oleh Heinrich Vollmer , Beratnya mencapai 4 Kg . Mulai diproduksi pada tahun 1939 . Jumlah produksi pada perang Dunia Ke II diatas 1 Juta Pucuk senjata MP40. Panjang 833 mm + 630 mm (Popor Lipat) . Dalam 1 magazine MP40 terdapat 32 Butir peluru 9 X 19 mm Parabellum .


Dalam sejarahnya , MP40 sering digunakan oleh pasukan terjun Payung Jerman atau juga disebut "Fallschirmjäger". Karena kelebihan senjata ini adalah sangat efisien , Keakuratanya yang sangat baik , dan sangat mudah dioprasikan .


Sehingga tidak salah , pada akhir Perang Dunia ke II Banyak senjata MP40 yang tidak bertuan ditukar dengan senjata Thompson m4a1 dan M3 Grease gun dengan MP40 sisanya menyebar di seluruh Eropa akibat dari Pasar Gelap.


Pada awal Perang Dunia II , senjata ini sangat jarang ditemukan , karena mahalnya harga Produksi MP40 pada saat itu khusunya di kalangan perwira-perwira Waffen-SS , Wehrmacht , dan SA (Sturmabteilung) . Hanya kru elite , Gestapo , Perwira tinggi , Panzer Ace , Polisi Militer Nazi yang biasanya memakai MP40.


Seiring perkembangan waktu , hampir semua Pasukan Waffen-SS pada saat perang di Stalingrad dekat sungai Volga di Russia melawan Pasukan merah Russia "Red Army" telah memakai MP40 . Tetapi pada saat akhir-akhir Perang Dunia II banyak MP40 dari Perwira Nazi diganti dengan Stg 44 yang jauh lebih bagus , khususnya pada saat Jerman melakukan perlawanan sekaligus Pertahanan utamanya di Berlin pada saat melawan Rusia .

>>> SUMBER DARI BERBAGAI SUMBER<<<<


Kamis, 28 Januari 2016

Gawat! Indonesia Dikepung 15 Pangkalan Militer Asing yang Moncong Pelurunya Mengarah ke Indonesia

Gawat! Indonesia Dikepung 15 Pangkalan Militer Asing yang Moncong Pelurunya Mengarah ke Indonesia POSMETRO INFO - Mendagri Tjahjo Kumolo mengingatkan semua pihak agar terus waspada terhadap potensi ancaman dari luar. Pasalnya, secara geografis, letak Indonesia sangat strategis. Karena itu, saat ini ada 15 pangkalan militer asing yang mengelilingi Indonesia. Iran saja, lanjutnya, hanya dikepung oleh 11 pangkalan militer asing. “Kalau Iran itu dikelilingi 11 pangkalan militer. Indonesia dikelilingi 15 pangkalan asing yang moncong pelurunya mengarah ke Indonesia,” ujar Tjahjo Kumolo saat memberikan kata sambutan pelantikan Nuryanto sebagai Pj Gubernur Kepri menggantikan Agung Mulyana, di Gedung Daerah Kepri, di Tanjung Pinang, Rabu (30/12). Tjahjo mengatakan hal tersebut, sebagai pesan kepada Nuryanto agar menjalin koordinasi dengan seluruh stakeholders, baik itu kepolisian, TNI, maupun Badan Intelijen Negara (BIN). Ini mengingat Kepri provinsi yang berbatasan langsung dengan sejumlah Negara. “Kepulauan Riau itu dikelilingi banyak negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan juga Philipina,” terang mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan itu. Kepri, lanjutnya lagi, juga merupakan kawasan yang memiliki banyak jalur tikur, sebagai jalan masuknya peredaran narkoba dan teroris. “Jadi mutlak, kinerja Pj Gubernur harus bersinergi dengan kepolisian, matra-matra TNI, BIN, untuk menjaga dan mendeteksi dini masuknya penyusup ke Indonesia,” ujarnya. Bahkan, kata Tjahjo, teroris warga negara asing yang masuk ke Poso, juga menyusup lewat jalur tikus di kawasan Kepri. [jpnn].

Selasa, 26 Januari 2016

Hasil Foto Mata-mata ' Si Wulung ', Drone Made In Bandung

Hasil Foto Mata-mata 'Si Wulung', Drone Made In Bandung

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada awal Februari 2016 akan menyerahkan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone bernama Wulung, kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Saat diserahkan, selanjutnya Wulung akan dioperasikan oleh TNI AU untuk menjalankan misi intelijen, pemantauan, dan pengawasan.
Wulung, saat bertugas, bisa terbang dengan radius 120 kilometer (km) dari pusat take off dengan ketinggian jelajah maksimal 8.000 kaki. Sebelum menjalankan misi mata-mata, pusat pengendali telah menyusun rencana rute atau terbang.
Selama terbang, Wulung bisa mengambil gambar sesuai target yang diincar.
"Sebelum terbang sudah diset mau ke mana, namun saat terbang juga bisa berubah rute sesuai perintah (pusat pengendali)," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
detikFinance pun memperoleh beberapa gambar sasaran atau saat wulung sedang uji terbang di udara.

Meski mampu terbang hingga ketinggian 8.000 dari permukaan, Wulung hanya bisa mengambil foto secara jelas dengan ketinggian antara 3.000-4.000 kaki.
"Ini lumayan tinggi sampai 8.000 kaki. Itu maksimum altitude (ketinggian), kalau kamera punya keterbatasan optimalnya 3.000-4.000 kaki," sebutnya.

Selain terbang siang, Wulung memiliki teknologi infra red, sehingga misi mata-mata tetap bisa dijalankan saat malam hari. Dengan kemampuan itu, Wulung memang akan ditempatkan di daerah perbatasan atau daerah yang rawan kegiatan ilegal.
"Misi utamanya ialah mengawasi perbatasan," tambahnya.
Ini 'Si Wulung', Drone Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone. Tahap awal, PTDI hampir menyelesaikan sertikat tipe (type certificate) PTTA Wulung.
PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Setelah keluar hasil prototype drone bernama Wulung, selanjutnya PTDI diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan tahap sertifikasi hingga produksi.
Secara bentuk PTDI tidak melakukan perubahan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang ini melakukan perombakan dari material hingga sistem drone tersebut.
"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

PTDI melakukan persiapan proses produksi untuk Wulung sejak 2014. Wulung sudah menjalani berbagai uji agar bisa mengantongi sertifikat tipe. Pada akhir Januari 2016, Wulung ditargetkan bisa memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Bila proses sertifikasi tuntas, Wulung telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Rencananya, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016, setelah sertifikat tipe terbit.
Selain itu, Bona juga menjelaskan, fungsi drone made in Bandung ini yakni dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata. Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop. Wulung mampu terbang dengan ketinggian 8.000 kaki (feet).
"Wulung bisa terbang sejauh 100-120 km," sebutnya.


DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER.



Senin, 25 Januari 2016

MENGAPA HARUS SKUADRON 14 ?

Mengapa Harus Skuadron 14 ?

F5 Tiger TNI AU
SKUADRON TNI AU:(DM) - Berikut ini adalah daftar lengkap Skuadron TNI AU.

1. Skuadron Udara 12 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Pekanbaru

2. Skuadron Udara 1 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Supadio

3. Skuadron Udara 7 (Koops I)
Jenis Pesawat: Bell 47G dan Colibri
Lokasi: Pangkalan Udara Suryadarma (SDM)

4. Skuadron Udara 6 (Koops I)
Jenis Pesawat: Superpuma
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya

5. Skuadron Udara 8 (Koops I)
Jenis Pesawat: SA330J dan NSA330L
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya

6. Skuadron Udara 2 (Koops I)
Jenis Pesawat: CN-235 (2 biji) dan C-295
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah

7. Skuadron Udara 17 (Koops I)
Jenis Pesawat: B707-3MIC, F27-400M, F28-1000/3000, L100-30, C-130H-30, NAS332L-1
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah

8. Skuadron Udara 31 (Koops I)
Jenis Pesawat: L100-30 dan C-130H-30
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah (HLP)

9. Skuadron Pendidikan 101 (Koops I)
Jenis Pesawat: Grob
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto

10. Skuadron Pendidikan 102 (Koops I)
Jenis Pesawat: T-34C dan KT-1
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto

11. Skuadron Udara 3 Elang Biru (Koops II)
Jenis Pesawat: F-16A dan F-16B
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi

12. Skuadron Udara 14 (Koops II)
Jenis Pesawat: F-5E dan F-5F
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi

13. Skuadron Udara 15 Team Jupiter (Koops II)
Jenis Pesawat: T-50 GE
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi

14. Skuadron Udara 4 (Koops II)
Jenis Pesawat: NC212M-200
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh

15. Skuadron Udara 32 (Koops II)
Jenis Pesawat; C-130B, KC-130B (versi tanker), C-130H
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh

16. Skuadron Udara 5 (Koops II)
Jenis Pesawat: B737-2X9
Lokasi: Pangkalan Udara Hasanuddin

17. Skuadron Udara 11 (Koops II)
Jenis Pesawat: SU-27SK, SU-30SK, A-4E, TA-4H, TA-4J.
Skad 21 --> Sutuc
Skad 45 --> Superpuma
Skad 16 --> F-16
Skad 33 --> Herc (lagi embrio)
Skad 51 --> Aerostar

Sesuai dengan judul yang saya ambil, di sini saya hanya akan menyoroti skuadron tempur yang dimiliki TNI AU saja. saat ini TNI AU telah mengoperasikan 7 skuadron tempur dan akan terus ditambah jumlahnya hingga 4 skuadron yang nantinya akan berjumlah 11 skuadron dalam jangka waktu 2019 hingga 2024.

Dari penambahan 4 skuadron tersebut, tentunya TNI harus berupaya memenuhi segala kekosongan armada tempur yaitu masing-masing skuadron berisikan 16 unit pesawat tempur X 4 skuadron yaitu 64 unit. tidak lupa pula ada beberapa pasawat tempur kita yang akan melepas masa baktinya diantara lain F5 Tiger serta yang akan menyusul pesawat jenis Hawk harapannya tentu masing-masing 1 skuadron berarti perlu 32 unit ditambah 64 unit berarti total kebutuhan pesawat tempur baru ialah 96 unit.

Saya lebih tertarik menyoroti tentang skuadron tempur 14 yang dimana saat ini berisikan skuadron F5 Tiger, lalu apa menariknya?
Baru-baru ini kita telah mengadakan tender untuk pengganti F5 dan luar biasa antusiasme pabrikan pesawat tempur yang mengikuti tender tersebut bahkan bukan main-main paket TOT serta beberapa paket penunjang seperti pesawat radar pun tidak luput diikit sertakan, luar biasa bukan ambisi untuk memenangkan tender ini.
Fungsi Skuadron 14.

Skuadron ini memiliki fungsi sebagai skuadron buru sergap bisa dikatakan juga skuadron yang paling memiliki efek gentar yang cukup tinggi akan tetapi tanpa mengeyampingkan fungsi dari skuadron lainnya yang tentunya tercipta karena buah hasil pemikiran para ahli strategi tempur kita.
Yang menarik di sini ketika bagaimana pemerintah kita harus memutar otak untuk penghuni skuadron 14, yang akhirnya memilih Sukhoi 35 sebagai skuadron paling mematikan di jagat asia-pasific. Bukan tanpa hambatan dalam hal pengadaannya. Ada banyak godaan seperti tawaran TOT yang menggiurkan guna menunjang IFX, dan juga hambatan dari oknum2 yang memang ada maksud di balik menentangnya pengadaan alutsista mematikan tersebut.

DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER


Rabu, 22 April 2015

SS-18, Setan Ini Cuma Butuh Waktu 30 Menit untuk Lebur Amerika

SS-18, Setan Ini Cuma Butuh Waktu 30 Menit untuk Lebur Amerika
Sepanjang sejarah, belum ada senjata yang lebih merusak dibanding rudal balistik antarbenua SS-18 milik Rusia. Mari bandingkan dengan bom nuklir AS yang menghantam Hirosima untuk bisa membayangkan kebrutalan rudal Rusia ini.
Bom Hiroshima memiliki daya ledak ‘hanya’ 15 kilo ton (KT) atau setara 15.000 ton TNT. Bom tersebut mampu menghilangkan 70.000 nyawa. Bagaimana dengan SS-18? Dia dapat membawa hingga sepuluh buah hulu ledak nuklir terpisah yang masing-masing berdaya ledak sekitar 750 KT. Beberapa rudal juga dilengkapi senjata hulu ledak raksasa 20.000 KT. Dari angka-angka itu bisa dibayangkan bagaimana luluh lantaknya bumi jika dia digunakan.
Amerika Serikat pada masa lalu memang lebih unggul dari Rusia dalam hal teknologi dan jumlah rudal. Namun, pada awal 1970-an ketika SS-18 mulai siap digunakan dalam jumlah besar, Moskow mulai tak terbendung. Pada 1990, Moskow memiliki sekitar 40.000 stok hulu ledak nuklir, dan AS hanya memiliki 28.000 buah. Hanya dengan menggunakan 3.000 hulu ledak SS-18, Rusia dapat memusnahkan semua manusia di daratan Amerika Serikat hanya dalam waktu 30 menit.
SS-18 yang diberi nama kode Satan oleh NATO ini memiliki berat 209.000 kilogram dan panjang 31 meter. Rudal Rusia yang sangat akurat tersebut tidak hanya dapat menembus dan menghancurkan silo-silo rudal AS, yang diperkuat hingga 300 psi, tetapi silo-silonya sendiri diperkuat secara luar biasa hingga 6.000 psi. Hal itu membuat rudal-rudal tersebut tidak terkalahkan. Hebatnya, dengan ukuran seberat dan sepanjang itu, rudal ini dapat melakukan gerakan sidewinding, yakni serangkaian gerakan melengkung berbentuk S untuk menghindari pertahanan antirudal. Selain itu, peralatan elektronik mikronya bisa diperkuat sehingga dapat berfungsi bahkan ketika terkena serangan nuklir.
SS-18 memberi ancaman eksistensial bagi Amerika Serikat, sehingga rudal ini menjadi isu fokus dalam pembicaraan tentang persenjataan di antara dua negara adidaya. AS bersedia menyingkirkan rudal strategis mereka yang ditempatkan di Eropa jika Rusia setuju mengurangi kekuatan roketnya secara signifikan. Dari peluncuran SS-18 sebanyak 308 silo pada 1991, Moskow telah mengurangi jumlahnya hingga 154 buah untuk mematuhi perjanjian START I.
START II bertujuan mengeliminasi semua rudal SS-18, namun perjanjian itu tidak diberlakukan sehingga rudal-rudal itu tetap aktif. Dari sudut pandang Rusia, penundaan tersebut jelas menguntungkan. Seiring terus memburuknya hubungan Rusia dengan AS setelah NATO berekspansi hingga mendekati perbatasan Rusia, Moskow memutuskan untuk menyiapkan senjata supernya. Sekarang, setelah romansa palsu Rusia-AS tahun 1991 lama berlalu, jelas Kremlin merasa rudal balistik antarbenua yang ditempatkan di silo yang berlapisan keras wajib dimiliki untuk menjaga wibawa negara tersebut.
Kini mendadak SS-18 kembali ramai dibicarakan karena terjebak dalam perang sanksi. Terkait sanksi Barat yang diberlakukan untuk Rusia, Moskow hendak menghentikan penjualan mesin roket pada Amerika Serikat jika mesin itu digunakan untuk tujuan militer. Beberapa anggota Kongres AS pun mengusulkan langkah yang berbahaya.
Para anggota legislatif AS menghendaki pemerintahan mereka memulai pembicaraan dengan pemerintah Ukraina untuk mengakhiri kerja sama antara Kiev dan Moskow yang telah lama terjalin terkait perawatan SS-18.
AS tampaknya harus menelan pil pahit. Rudal ini memang merupakan produk kompleks industrial militer yang berbasis di Biro Desain Yuzhnoye milik Ukraina, tetapi Federasi Ilmuwan AS menyatakan perusahaan-perusahaan Rusia memberi layanan perawatan untuk SS-18 yang saat ini berada di dalam inventaris mereka.
Kampanye yang nyaring untuk menentang SS-18 di Washington disebabkan oleh ketakutan masa lalu AS terhadap senjata maut pamungkas yang berada dalam kendali lawan. Namun, pada abad ke-21 ketika Rusia tidak lagi menjadi musuh bebuyutan AS, ketakutan itu tidak berdasar. Sebuah laporan Departemen Pertahanan AS tentang Persenjataan nuklir Rusia, yang disusun melalui kerja sama dengan Direktur Intelejen Nasional, menyatakan bahwa bahkan skenario terburuk dari serangan pertama Rusia hanya akan memberi “dampak kecil” bagi AS.
Sumber: RBTH/IMI


Pengikut