
Selasa, 26 Januari 2016
BAGAIMANA PENTAGON MENGKOORDINASI OPERERASI DI SELURUH DUNIA ?
BAGAIMANA PENTAGON MENGKOORDINASI OPERERASI DI SELURUH DUNIA?
Militer AS memiliki jangkauan yang benar-benar global, dengan kehadiran di setiap benua. Untuk melaksanakan tugas mempromosikan kepentingan AS di seluruh dunia, Departemen Pertahanan membagi dunia ke dalam enam bidang tanggung jawab dan tiga perintah non-geografis. Melalui sembilan perintah, militer memonitor seluruh planet setiap menit setiap hari, setiap hari sepanjang tahun.
Kita kerap bingung dengan berbagai lembaga yang ada di militer terbesar di dunia ini. Untuk memberi gambaran bagiamana koordinasi dilakukan berikut lembaga-lembaga yang dibangun Pentagon.

Hasil Foto Mata-mata ' Si Wulung ', Drone Made In Bandung
Hasil Foto Mata-mata 'Si Wulung', Drone Made In Bandung
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada awal Februari 2016 akan menyerahkan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone bernama Wulung, kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Saat diserahkan, selanjutnya Wulung akan dioperasikan oleh TNI AU untuk menjalankan misi intelijen, pemantauan, dan pengawasan.
Wulung, saat bertugas, bisa terbang dengan radius 120 kilometer (km) dari pusat take off dengan ketinggian jelajah maksimal 8.000 kaki. Sebelum menjalankan misi mata-mata, pusat pengendali telah menyusun rencana rute atau terbang.
Selama terbang, Wulung bisa mengambil gambar sesuai target yang diincar.
"Sebelum terbang sudah diset mau ke mana, namun saat terbang juga bisa berubah rute sesuai perintah (pusat pengendali)," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
detikFinance pun memperoleh beberapa gambar sasaran atau saat wulung sedang uji terbang di udara.
Meski mampu terbang hingga ketinggian 8.000 dari permukaan, Wulung hanya bisa mengambil foto secara jelas dengan ketinggian antara 3.000-4.000 kaki.
"Ini lumayan tinggi sampai 8.000 kaki. Itu maksimum altitude (ketinggian), kalau kamera punya keterbatasan optimalnya 3.000-4.000 kaki," sebutnya.
Selain terbang siang, Wulung memiliki teknologi infra red, sehingga misi mata-mata tetap bisa dijalankan saat malam hari. Dengan kemampuan itu, Wulung memang akan ditempatkan di daerah perbatasan atau daerah yang rawan kegiatan ilegal.
"Misi utamanya ialah mengawasi perbatasan," tambahnya.
Ini 'Si Wulung', Drone Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone. Tahap awal, PTDI hampir menyelesaikan sertikat tipe (type certificate) PTTA Wulung.
PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Setelah keluar hasil prototype drone bernama Wulung, selanjutnya PTDI diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan tahap sertifikasi hingga produksi.
Secara bentuk PTDI tidak melakukan perubahan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang ini melakukan perombakan dari material hingga sistem drone tersebut.
"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
PTDI melakukan persiapan proses produksi untuk Wulung sejak 2014. Wulung sudah menjalani berbagai uji agar bisa mengantongi sertifikat tipe. Pada akhir Januari 2016, Wulung ditargetkan bisa memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Bila proses sertifikasi tuntas, Wulung telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Rencananya, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016, setelah sertifikat tipe terbit.
Selain itu, Bona juga menjelaskan, fungsi drone made in Bandung ini yakni dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata. Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop. Wulung mampu terbang dengan ketinggian 8.000 kaki (feet).
"Wulung bisa terbang sejauh 100-120 km," sebutnya.
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER.
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada awal Februari 2016 akan menyerahkan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone bernama Wulung, kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Saat diserahkan, selanjutnya Wulung akan dioperasikan oleh TNI AU untuk menjalankan misi intelijen, pemantauan, dan pengawasan.
Wulung, saat bertugas, bisa terbang dengan radius 120 kilometer (km) dari pusat take off dengan ketinggian jelajah maksimal 8.000 kaki. Sebelum menjalankan misi mata-mata, pusat pengendali telah menyusun rencana rute atau terbang.
Selama terbang, Wulung bisa mengambil gambar sesuai target yang diincar.
"Sebelum terbang sudah diset mau ke mana, namun saat terbang juga bisa berubah rute sesuai perintah (pusat pengendali)," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
detikFinance pun memperoleh beberapa gambar sasaran atau saat wulung sedang uji terbang di udara.
Meski mampu terbang hingga ketinggian 8.000 dari permukaan, Wulung hanya bisa mengambil foto secara jelas dengan ketinggian antara 3.000-4.000 kaki.
"Ini lumayan tinggi sampai 8.000 kaki. Itu maksimum altitude (ketinggian), kalau kamera punya keterbatasan optimalnya 3.000-4.000 kaki," sebutnya.
Selain terbang siang, Wulung memiliki teknologi infra red, sehingga misi mata-mata tetap bisa dijalankan saat malam hari. Dengan kemampuan itu, Wulung memang akan ditempatkan di daerah perbatasan atau daerah yang rawan kegiatan ilegal.
"Misi utamanya ialah mengawasi perbatasan," tambahnya.
Ini 'Si Wulung', Drone Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone. Tahap awal, PTDI hampir menyelesaikan sertikat tipe (type certificate) PTTA Wulung.
PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Setelah keluar hasil prototype drone bernama Wulung, selanjutnya PTDI diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan tahap sertifikasi hingga produksi.
Secara bentuk PTDI tidak melakukan perubahan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang ini melakukan perombakan dari material hingga sistem drone tersebut.
"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
PTDI melakukan persiapan proses produksi untuk Wulung sejak 2014. Wulung sudah menjalani berbagai uji agar bisa mengantongi sertifikat tipe. Pada akhir Januari 2016, Wulung ditargetkan bisa memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Bila proses sertifikasi tuntas, Wulung telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Rencananya, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016, setelah sertifikat tipe terbit.
Selain itu, Bona juga menjelaskan, fungsi drone made in Bandung ini yakni dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata. Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop. Wulung mampu terbang dengan ketinggian 8.000 kaki (feet).
"Wulung bisa terbang sejauh 100-120 km," sebutnya.
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER.
Senin, 25 Januari 2016
MENGAPA HARUS SKUADRON 14 ?
Mengapa Harus Skuadron 14 ?
F5 Tiger TNI AU
SKUADRON TNI AU:(DM) - Berikut ini adalah daftar lengkap Skuadron TNI AU.
1. Skuadron Udara 12 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Pekanbaru
2. Skuadron Udara 1 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Supadio
3. Skuadron Udara 7 (Koops I)
Jenis Pesawat: Bell 47G dan Colibri
Lokasi: Pangkalan Udara Suryadarma (SDM)
4. Skuadron Udara 6 (Koops I)
Jenis Pesawat: Superpuma
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya
5. Skuadron Udara 8 (Koops I)
Jenis Pesawat: SA330J dan NSA330L
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya
6. Skuadron Udara 2 (Koops I)
Jenis Pesawat: CN-235 (2 biji) dan C-295
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah
7. Skuadron Udara 17 (Koops I)
Jenis Pesawat: B707-3MIC, F27-400M, F28-1000/3000, L100-30, C-130H-30, NAS332L-1
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah
8. Skuadron Udara 31 (Koops I)
Jenis Pesawat: L100-30 dan C-130H-30
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah (HLP)
9. Skuadron Pendidikan 101 (Koops I)
Jenis Pesawat: Grob
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto
10. Skuadron Pendidikan 102 (Koops I)
Jenis Pesawat: T-34C dan KT-1
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto
11. Skuadron Udara 3 Elang Biru (Koops II)
Jenis Pesawat: F-16A dan F-16B
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
12. Skuadron Udara 14 (Koops II)
Jenis Pesawat: F-5E dan F-5F
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
13. Skuadron Udara 15 Team Jupiter (Koops II)
Jenis Pesawat: T-50 GE
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
14. Skuadron Udara 4 (Koops II)
Jenis Pesawat: NC212M-200
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh
15. Skuadron Udara 32 (Koops II)
Jenis Pesawat; C-130B, KC-130B (versi tanker), C-130H
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh
16. Skuadron Udara 5 (Koops II)
Jenis Pesawat: B737-2X9
Lokasi: Pangkalan Udara Hasanuddin
17. Skuadron Udara 11 (Koops II)
Jenis Pesawat: SU-27SK, SU-30SK, A-4E, TA-4H, TA-4J.
Skad 21 --> Sutuc
Skad 45 --> Superpuma
Skad 16 --> F-16
Skad 33 --> Herc (lagi embrio)
Skad 51 --> Aerostar
Sesuai dengan judul yang saya ambil, di sini saya hanya akan menyoroti skuadron tempur yang dimiliki TNI AU saja. saat ini TNI AU telah mengoperasikan 7 skuadron tempur dan akan terus ditambah jumlahnya hingga 4 skuadron yang nantinya akan berjumlah 11 skuadron dalam jangka waktu 2019 hingga 2024.
Dari penambahan 4 skuadron tersebut, tentunya TNI harus berupaya memenuhi segala kekosongan armada tempur yaitu masing-masing skuadron berisikan 16 unit pesawat tempur X 4 skuadron yaitu 64 unit. tidak lupa pula ada beberapa pasawat tempur kita yang akan melepas masa baktinya diantara lain F5 Tiger serta yang akan menyusul pesawat jenis Hawk harapannya tentu masing-masing 1 skuadron berarti perlu 32 unit ditambah 64 unit berarti total kebutuhan pesawat tempur baru ialah 96 unit.
Saya lebih tertarik menyoroti tentang skuadron tempur 14 yang dimana saat ini berisikan skuadron F5 Tiger, lalu apa menariknya?
Baru-baru ini kita telah mengadakan tender untuk pengganti F5 dan luar biasa antusiasme pabrikan pesawat tempur yang mengikuti tender tersebut bahkan bukan main-main paket TOT serta beberapa paket penunjang seperti pesawat radar pun tidak luput diikit sertakan, luar biasa bukan ambisi untuk memenangkan tender ini.
Fungsi Skuadron 14.
Skuadron ini memiliki fungsi sebagai skuadron buru sergap bisa dikatakan juga skuadron yang paling memiliki efek gentar yang cukup tinggi akan tetapi tanpa mengeyampingkan fungsi dari skuadron lainnya yang tentunya tercipta karena buah hasil pemikiran para ahli strategi tempur kita.
Yang menarik di sini ketika bagaimana pemerintah kita harus memutar otak untuk penghuni skuadron 14, yang akhirnya memilih Sukhoi 35 sebagai skuadron paling mematikan di jagat asia-pasific. Bukan tanpa hambatan dalam hal pengadaannya. Ada banyak godaan seperti tawaran TOT yang menggiurkan guna menunjang IFX, dan juga hambatan dari oknum2 yang memang ada maksud di balik menentangnya pengadaan alutsista mematikan tersebut.
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER
F5 Tiger TNI AU
SKUADRON TNI AU:(DM) - Berikut ini adalah daftar lengkap Skuadron TNI AU.
1. Skuadron Udara 12 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Pekanbaru
2. Skuadron Udara 1 (Koops I)
Jenis Pesawat: Hawk Mk.109 dan Hawk Mk.209
Lokasi: Pangkalan Udara Supadio
3. Skuadron Udara 7 (Koops I)
Jenis Pesawat: Bell 47G dan Colibri
Lokasi: Pangkalan Udara Suryadarma (SDM)
4. Skuadron Udara 6 (Koops I)
Jenis Pesawat: Superpuma
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya
5. Skuadron Udara 8 (Koops I)
Jenis Pesawat: SA330J dan NSA330L
Lokasi: Pangkalan Udara Atang Senjaya
6. Skuadron Udara 2 (Koops I)
Jenis Pesawat: CN-235 (2 biji) dan C-295
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah
7. Skuadron Udara 17 (Koops I)
Jenis Pesawat: B707-3MIC, F27-400M, F28-1000/3000, L100-30, C-130H-30, NAS332L-1
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah
8. Skuadron Udara 31 (Koops I)
Jenis Pesawat: L100-30 dan C-130H-30
Lokasi: Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah (HLP)
9. Skuadron Pendidikan 101 (Koops I)
Jenis Pesawat: Grob
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto
10. Skuadron Pendidikan 102 (Koops I)
Jenis Pesawat: T-34C dan KT-1
Lokasi: Pangkalan Udara Adi Sucipto
11. Skuadron Udara 3 Elang Biru (Koops II)
Jenis Pesawat: F-16A dan F-16B
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
12. Skuadron Udara 14 (Koops II)
Jenis Pesawat: F-5E dan F-5F
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
13. Skuadron Udara 15 Team Jupiter (Koops II)
Jenis Pesawat: T-50 GE
Lokasi: Pangkalan Udara Iswahyudi
14. Skuadron Udara 4 (Koops II)
Jenis Pesawat: NC212M-200
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh
15. Skuadron Udara 32 (Koops II)
Jenis Pesawat; C-130B, KC-130B (versi tanker), C-130H
Lokasi: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh
16. Skuadron Udara 5 (Koops II)
Jenis Pesawat: B737-2X9
Lokasi: Pangkalan Udara Hasanuddin
17. Skuadron Udara 11 (Koops II)
Jenis Pesawat: SU-27SK, SU-30SK, A-4E, TA-4H, TA-4J.
Skad 21 --> Sutuc
Skad 45 --> Superpuma
Skad 16 --> F-16
Skad 33 --> Herc (lagi embrio)
Skad 51 --> Aerostar
Sesuai dengan judul yang saya ambil, di sini saya hanya akan menyoroti skuadron tempur yang dimiliki TNI AU saja. saat ini TNI AU telah mengoperasikan 7 skuadron tempur dan akan terus ditambah jumlahnya hingga 4 skuadron yang nantinya akan berjumlah 11 skuadron dalam jangka waktu 2019 hingga 2024.
Dari penambahan 4 skuadron tersebut, tentunya TNI harus berupaya memenuhi segala kekosongan armada tempur yaitu masing-masing skuadron berisikan 16 unit pesawat tempur X 4 skuadron yaitu 64 unit. tidak lupa pula ada beberapa pasawat tempur kita yang akan melepas masa baktinya diantara lain F5 Tiger serta yang akan menyusul pesawat jenis Hawk harapannya tentu masing-masing 1 skuadron berarti perlu 32 unit ditambah 64 unit berarti total kebutuhan pesawat tempur baru ialah 96 unit.
Saya lebih tertarik menyoroti tentang skuadron tempur 14 yang dimana saat ini berisikan skuadron F5 Tiger, lalu apa menariknya?
Baru-baru ini kita telah mengadakan tender untuk pengganti F5 dan luar biasa antusiasme pabrikan pesawat tempur yang mengikuti tender tersebut bahkan bukan main-main paket TOT serta beberapa paket penunjang seperti pesawat radar pun tidak luput diikit sertakan, luar biasa bukan ambisi untuk memenangkan tender ini.
Fungsi Skuadron 14.
Skuadron ini memiliki fungsi sebagai skuadron buru sergap bisa dikatakan juga skuadron yang paling memiliki efek gentar yang cukup tinggi akan tetapi tanpa mengeyampingkan fungsi dari skuadron lainnya yang tentunya tercipta karena buah hasil pemikiran para ahli strategi tempur kita.
Yang menarik di sini ketika bagaimana pemerintah kita harus memutar otak untuk penghuni skuadron 14, yang akhirnya memilih Sukhoi 35 sebagai skuadron paling mematikan di jagat asia-pasific. Bukan tanpa hambatan dalam hal pengadaannya. Ada banyak godaan seperti tawaran TOT yang menggiurkan guna menunjang IFX, dan juga hambatan dari oknum2 yang memang ada maksud di balik menentangnya pengadaan alutsista mematikan tersebut.
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER
Rabu, 13 Januari 2016
Haji Agus Salim, Memimpin itu Menderita.

9 Fakta & Informasi Menarik tentang Laut Mediterania.

INILAH TELADAN DARI STEVE JOBS YANG PATUT KITA TIRU

~ Hari ini, 524 Tahun Lalu Tepat Adzan Terakhir Berkumandang Di Bumi Andalusia, Spanyol Selatan ~

Langganan:
Postingan (Atom)