Peradaban Manusia yang Mengancam Kehancuran Bumi
Melansir laporan media asing, sejak 300 tahun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peradaban manusia telah membuat kemajuan besar, kita telah mampu mengantar manusia ke orbit dekat Bumi.
Ledakan teknologi membuat kita memiliki senjata yang bisa menghancurkan bumi berkali-kali, tidak peduli apakah senjata senjata nuklir atau senjata biologi, senjata-senjata itu mampu menghancurkan umat manusia.
Sebaliknya ada juga peneliti yang berpendapat bahwa meskipun kita tidak mengembangkan senjata pemusnah massal, kecerdasan manusia juga akan menjadi lebih rendah, lebih malas, hingga pada akhirnya menyebabkan sebagian besar individu dalam populasi mengalami kemunduran, dan memberatkan perkembangan peradaban ini.
Contoh paling jelas dan mudah ditemui adalah perkembangan teknologi yang membuat orang-orang menjadi malas, terutama penggunaan komputer skala besar, membuat kita tidak bisa lepas dari komputer, baik pilot atau pekerja konstruksi, mereka membutuhkan bantuan otomatisasi computer.
Keuniversalan otomatisasi menyebabkan keterampilan manusia mulai merosot, sejumlah keterampilan bertahan hidup di padang belantara juga lenyap secara perlahan-lahan, manusia tidak akan bisa hidup normal lagi begitu lepas dari bantuan computer, apalagi kemampuan bertahan hidup pada permulaan evolusi manusia.
Dalam buku “The World In 2050 and Beyond”, penulis Martin Rees mengungkapkan tentang krisis yang mungkin akan kita hadapi, selain faktor dari manusia itu sendiri, masih ada faktor-faktor alam lainnya, di antaranya bencana alam yang disebabkan oleh manusia berada di garis terdepan, dan faktor-faktor ini akan menuntun umat manusia mencekik dirinya sendiri.
Pada faktor alam yang menghancurkan umat manusia, Martin Rees menempatkan asteroid di urutan pertama, karena bagaimanapun juga pada 65 juta tahun silam dinosaurus punah karena hantaman asteroid, dalam rentang beberapa kilometer asteroid dapat mengakibatkan bencana global, dan memicu tsunami dahsyat, menghancurkan kota-kota di pesisir.
Energi yang dilepaskan dalam peristiwa Tunguska di Siberia tahun 1908 silam itu setara dengan 5 megaton, jika sebuah asteroid dengan diameter 300 m jatuh di Samudera Atlantik, maka pantai timur di Amerika Serikat akan hancur, dan sebagian besar kawasan di Eropa juga tidak luput dari bencana.
Energi yang dilepaskan dalam peristiwa Tunguska di Siberia tahun 1908 silam itu setara dengan 5 megaton, jika sebuah asteroid dengan diameter 300 m jatuh di Samudera Atlantik, maka pantai timur di Amerika Serikat akan hancur, dan sebagian besar kawasan di Eropa juga tidak luput dari bencana.
Terkait ancaman asteroid, saat ini kita masih tidak berdaya, namun ancaman terbesar bagi peradaban manusia itu akan selalu ada, yakni manusianya sendiri.
Semasa Perang Dingin, AS dam Uni Soviet menimbun banyak senjata nuklir, penggertak nuklir tetap menjadi senjata utama dalam konfrontasi antar negara-negara adidaya. Seiring dengan keberhasilan miniaturisasi bom nuklir, kita mampu menghancurkan sejumlah kota dalam satu waktu, jika teknologi ini dikuasai oleh teroris, maka itu akan menjadi konsekuensi bencana.
Di sisi lain, konsumsi sumber daya akibat pertumbuhan penduduk juga tidak kalah dibanding dengan hantaman bom atom, ilmuwan memperkirakan bahwa pada tahun 2050 nanti jumlah penduduk akan mencapai antara 8,5 -10 miliar penduduk, dimana Afrika dan India akan menjadi area pertumbuhan utama.
Manusia akan menjadi salah satu populasi terbesar, dan hantaman terhadap ekosistem juga tidak dapat dibayangkan, contoh yang paling jelas adalah turunnya area hutan dan naiknya kadar karbon dioksida. Perdaaban manusia sekarang sekilas tampak sangat nyaman, tetapi faktor yang berpotensi menghancurkan itu lebih banyak, karena itu, kita harus lebih waspada dari kepunahan diri.
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER
DI RANGKUM DI BERBAGAI SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar