3 tahun terakhir wacana tentang Atlantis mencuat seiring terbitnya 2
buku kontroversial berjudul "Eden in the East" dan "Atlantis itu
Indonesia". Saya sebagai pecinta sejarah hanya mengimbau agar
berhati-hati dalam menerjemahkan sebuah berita. Di bawah ini merupakan
informasi tentang Atlantis yang sebenarnya.
ATLANTIS
Atlantis atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas")
adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku
Timaeus dan Critias. Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis
terhampar di seberang pilar-pilar Herkules, dan memiliki angkatan laut
yang menaklukkan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon,
atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis
tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk
mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat
jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa
banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli
mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu,
seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan
bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya
Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413
SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama
Era Klasik, namun umumnya tidak memercayainya dan kadang-kadang
menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad
Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan
kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman
Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga
memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan
film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang
maju dan hilang.
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang
ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato
tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui;
namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain,
berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan
ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa
Plato, setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam
Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya
dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias, akan
membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa
barbar sebagai subjek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang
muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan
Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias
yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut
merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa),
catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya
tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan
posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
*Timaeus
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan
struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan,
Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang
dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan
tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban
seperti itu. Pada buku Timaeus, Plato berkisah: "Di hadapan Selat
Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian
dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah
seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan
Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan
Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi
dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar
laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam
semalam."
*Critias
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah
yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi
Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili "komunitas sempurna"
dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis
yang dideskripsikan dalam Republik. Critias mengklaim bahwa catatannya
mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh
penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu
pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis,
dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut
Plutarch, Solon bertemu dengan "Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite,
yang paling dipelajari dari semua pendeta" (Kehidupan Solon). Karena
jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat
sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada
Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.
Menurut
Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki;
Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar
daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam
karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati,
menghalangi perjalanan menyeberang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan
Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer,
kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang
pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan
"terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di
tengah sekitar dua ribu stadia (400 km)". Wanita asli Atlantis bernama
Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal di sini. Poseidon jatuh
cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima
pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah
yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi
raja atas pulau itu dan samudra di sekitarnya (disebut Samudra Atlantik
untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya,
yang berarti "Pulau Atlas". Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya
tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang
lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah
oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu
membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju
sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping
jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan
masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok
batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara,
dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari
bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi
oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan). Menurut
Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa
yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat
Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis
menaklukkan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh
Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi
melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena
melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki.
Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan
hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan
menghilang.
*Hipotesis Lokasi
Sejak Donnelly, terdapat
lusinan-bahkan ratusan-usulan lokasi Atlantis. Beberapa hipotesis
merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan
fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan
karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu
yang relevan), tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah
sejarah Atlantis yang sesungguhnya. Lokasi yang diusulkan kebanyakan
berada di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti Sardinia, Kreta dan
Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan
Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan.
Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami
besar yang diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar
pulau Kreta yang semakin meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini
mungkin merupakan bencana yang menghancurkan Atlantis. Terdapat wilayah
di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis: Bosporus dan
Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov
diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003. A. G. Galanopoulos
menyatakan bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan
penerjemahan, kemungkinan kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani;
kesalahan yang sama akan mengurangi besar Kerajaan Atlantis Plato
menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan ukuran kawah
Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.
Beberapa
hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di
Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 1672–1702),
atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia
sebagai lokasi. Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang
mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah.
Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang
mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam
di selat Gibraltar juga telah diusulkan. Antarktika, Indonesia, di bawah
Segitiga Bermuda, dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi
Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India telah
menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel
dengan Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis:
The Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan
(tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek
menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
------------------------------
Gambar: Terjemahan bahasa Latin Timaeus yang dibuat pada Abad Pertengahan
Sumber: Wikipedia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar