Kecanggihan Kapal OSV 190 SC-WB TNI AL
Pada 11 Desember 2014
lalu, galangan kapal OCEA bertempat di Les Sables d'Olonne di pantai
barat Prancis, meluncurkan kapal pertama dari dua kapal kapal Offshore
Survey Vessels (OSV) 190 SC-WB atau kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO)
untuk TNI AL. Acara peluncuran ditandai dengan pemotongan tali
menggunakan kapak oleh KASAL Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai tanda
simbolis.
OCEA memenangkan tender pengadaan kapal BHO ini setelah
menyisihkan 8 pesaing lainnya (3 dari Korea Selatan, 1 dari Jerman, 4
dari Prancis termasuk OCEA, dan 1 dari Belanda) dalam tender
internasional pada 2011 silam.
Setelah menganalisa tawaran yang
diajukan masing-masing calon, akhirnya Kementerian Pertahanan Indonesia
mengerucutkan pilihan menjadi tiga (2 dari Korea Selatan dan OCEA) untuk
bersaing dalam kompetisi akhir. OCEA adalah satu-satunya kandidat yang
menawarkan kapal aluminium.
OCEA akhirnya terpilih menjadi
pemenang tender dan menandatangani kontrak dengan TNI AL pada tanggal 1
Agustus 2012. Kontrak ini berupa pembangunan dan pengiriman dua kapal
OSV 190 SC-WB dengan peralatan lengkap untuk misi penelitian oseanografi
dan hidrografi serta hal-hal lainnya terkait kebutuhan TNI AL
khususnya.
Lunas kapal OSV 190 yang pertama diletakkan pada bulan
Oktober 2013, sedangkan adiknya baru akan diluncurkan (selesai) pada
kuartal kedua 2015. Pengiriman OSV 190 pertama ke Indonesia dijadwalkan
pada bulan Maret 2015, sedangkan kapal kedua kemungkinan baru dikirimkan
pada kuartal ketiga 2015.
OSV 190 dilengkapi dengan berbagai
peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk
pengumpulan data perairan sampai dengan laut dalam (deep water) hingga
6.000 m. Mampu mendeteksi benda-benda di laut, pesawat jatuh dan
lain-lain. Juga dilengkapi dengan teknologi multi bim yang bisa mencatat
gelombang dan frekuensi bawah laut dengan tepat. OSV 190 termasuk kapal
jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) yang menjadi sejarah baru di
jajaran kapal-kapal TNI AL.
Misi OSV 190 SC-WB, diantaranya:
Survei hidrografi
Studi oseanografi
Studi geofisika
Survei perikanan
Patroli ZEE
Dukungan operasi scuba diving
External fire-fighting
Helicopter winching operations
Towing ships.
Untuk menjalankan tugasnya yang kompleks tersebut kapal BHO TNI AL ini
dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis dan ilmiah yang tercanggih,
diantaranya:
AUV (autonomous underwater vehicle) dari
Kongsberg - untuk menjalankan misi bawah air secara otonom. Melaksanakan
pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter dan
mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini
OSV 190.
ROV (Remotely Operated Vehicle) dari ECA - robot bawah
air dengan remot kontrol yang dilengkapi kamera bawah air, sehingga
dapat memberikan informasi visual kondisi di dalam laut, serta mampu
mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan
kemampuan sampai dengan kedalaman 1.000 meter.
Hydrographic
craft 8 meter - yang dilengkapi dengan teknologi pengumpulan data di
daerah dangkal sepanjang pantai. Didesain oleh OCEA, dua hydrographic
craft ini (masing-masing satu pada tiap kapal) akan dibangun di
Indonesia.
Berbagai sensor terintegrasi (terpasang di bawah lunas di haluan) untuk analisis dan data recovering.
Di dalam kontrak juga tertuang dukungan logistik, yang berupa:
Dokumentasi teknis untuk operasi dan pemeliharaan
Pelatihan kru: teknis dan ilmiah (40 pelaut per kapal)
Pelatihan pemeliharaan (16 orang per kapal)
On site technical assistance.
Dalam merealisasikan kontrak ini, OCEA bermitra dengan Angkatan Laut
Prancis untuk pemilihan peralatan ilmiah dan juga untuk membantu
pelatihan ilmiah kru dan bantuan teknis lainnya kepada Indonesia.
Kedua kapal ini merupakan proyek ambisius TNI AL untuk membangun armada
oseanografi dan hidrografi. Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau,
kebutuhan akan kapal BHO ini sangatlah mendesak, seperti yang
ditunjukkan dalam misi operasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501.
Performa OSV 190 SC-WB:
Excellent sea-keeping.
Manuver tinggi. Dalam bermanuver, kapal BHO ini dilengkapi dengan
Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti
Rolling Tank.
Daya tahan 20 hari.
Meluncurkan dan merecovery peralatan penelitian dan robot tele-operated.
Mengambil, menyimpan, dan menganalisis sampel (air, sedimen, dan ikan).
Lifting dan towing berbagai jenis peralatan khusus.
Divers support.
Mampu membawa shipping containers (misi kemas).
Karakteristik OSV 190 SC-WB:
Bobot benaman: 515 ton
Panjang keseluruhan: 60,1 m
Lebar: 11,5 m
Draft: 3,5 m
Diesel capacity: 135.000 l
Water capacity: 35.000 l
Kecepatan: 16 knot (2 mesin MTU 8V4000M53)
Kru: 40 orang
Kapasitas penumpang dan VIP: 11 orang.
Kapal BHO yang dilengkapi laboratorium-laboratorium canggih ini juga
dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7
mm. Disebutkan pula bahwa BHO ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan
ASW (anti kapal selam), meskipun belum ada rincian lebih lanjut terkait
fitur ini.
Saat ini data pemetaan laut Indonesia sudah tidak
di-update berpuluh-puluh tahun, terutama di perairan kawasan timur.
Dengan adanya dua BHO canggih ini, Indonesia akan bisa memperbarui
data-data pemetaan bawah laut di semua perairan. Seandainya terjadi
perang, TNI sudah memiliki data-data dari survei dan pemetaan ini,
sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Sumber:Artileri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar