Selasa, 03 Maret 2015

Cristina Fernandez, Presiden Wanita Argentina Pemberani!

Cristina Fernandez, Presiden Wanita Argentina Pemberani!
Membongkar Kemunafikan Amerik Serikat di Mimbar PBB
Wanita tangguh ini bernama Cristina Elisabet Fernández de Kirchner (kɾistina elisaβet Fernandez de kirʃner) lahir di La Plata, Provinsi Buenos Aires, Argentina, 19 Februari 1953 ini, tetap berdiri tegap di forum PBB membongkar kontradiksi politik Amerika dan berbagai kebohongannya
Ia membuka topeng dan menelanjangi wajah jahat dan kesumatnya oleh taring-taring mereka yang tajam dan haus darah, darah bangsa Arab dan bangsa Muslim secara khusus.Cristina Fernandez atau Cristina Kirchner, adalah Presiden Argentina ke-55 dan berasal dari La Plata, Buenos Aires, lulusan dari Universitas Nasional La Plata.
Sebelumnya, Christina adalah ibu negara Argentina dari tahun 2003-2007 kala suaminya, Nestor Kirchner menjabat sebagai presiden. Dia adalah Presiden perempuan pertama terpilih Argentina, dan Presiden wanita kedua yang pernah melayani (setelah Isabel Martínez de Perón, 1974-1976).
Cristina Fernández mengecam politik Amerika yang penuh dengan kebencian namun ditutupi dengan topeng perang melawan teroris. Hal itu disampaikan Cristina dengan lantang dan tegas dalam pidatonya di depan mimbar PBB:
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, New York, Presiden Argentina Cristina Fernández meminta anggota PBB mengakui Palestina sebagai sebuah negara, Anggota Majelis penuh. Pidato yang disampaikan pada 25 September 2014 itu tampaknya mengejutkan pihak PBB dan juga dunia. Santer diberitakan bahwa pidato Cristina langsung diputus ketika itu juga, alias tidak disiarkan secara live.
Namun isi pidatonya sudah terlampau beredar. Berikut adalah cuplikan pidato Cristina.
“Anda pernah mengeluarkan keputusan untuk memerangi Al-Qaeda setelah 11/09, anda jajah banyak negara dan anda membunuh ratusan ribu penduduknya atas nama perang melawan teroris di Irak dan Afganistan yang sampai saat ini masih saja menjadi negara yang paling bermasalah dengan teroris”.
“Setahun lalu kita pernah bersidang dimana anda semua melabel rezim Asad sebagai teroris dan Anda semua mendukung oposisi yang dulu kami anggap sebagai pembangkang. Namun sekarang kita bersidang lagi untuk membungkam para pembangkang itu yang ternyata memang teroris dan mayoritas sudah masuk daftar organisasi-organisasi teroris ekstrimis yang sekarang sudah berubah menjadi super ekstrem.”
“Dulu, Hizbullah juga pernah anda masukkan dalam list teroris, terakhir diketahui bahwa Hizbullah adalah partai besar dan dikenal di Lebanon. Anda-anda pernah pula menuduh Iran dibalik ledakan Kedutaan Israel di Buenos Aires tahun 1994, dan hasil investigasi sampai saat ini tidak dapat membuktikan bahwa Iran terlibat pada peledakan itu”, lanjutnya dengan mantap.
“Anda semua memejamkan mata di depan musibah yang maha dahsyat yang dilakukan israel yang memakan ribuan korban warga Palestina, bukannya Anda ini fokus pada ribuan korban itu, malah Anda fokus pada roket-roket yang jatuh ke Israel yang tidak merugikan apa-apa bagi Israel”.
“Hari ini kita bersidang kembali untuk mengeluarkan keputusan internasional untuk mengkriminalkan ISIS dan memberangusnya. Negara-negara tempat beradanya ISIS 2 rezim yang didukung oleh negara-negara yang menjadi konco-konco Anda. Negara-negara (Arab) itu adalah aliansi tetap negara-negara besar anggota Dewan Keamanan PBB.”
Mendapatkan pidato pedas ini, terjemahan dan pidatonya diputus, dihentikan, distop, agar pesan-pesanya tidak dapat sampai seluruh penjuru dunia, dan stasiun-stasiun televisi yang melakukan siaran langsung juga memutuskan siarannya. Mereka beralasan bahwa terputusnya siaran yang seumur-umur tidak pernah terjadi dalam sejarah Dewan Keamanan PBB ini, adalah karena kesalahan teknis. Seperti biasanya, sebuah kebohongan besar.
Amerika tidak senang dengan pidatonya Christina, maka Amerika pun menggunakan metode “teror teknis” untuk menghalangi tersampaikannya kebenaran-kebenaran yang ingin didengarkan khalayak ramai terutama kepada golongan-golongan Arab “tambeng” yang tak pernah sadar bahwa golongannya sudah disusupi faham setan ekstrimis ala teroris berkedok agama dengan pakaian Arabnya dan terlihat seperti orang benar, namun kelakuan tak Islami.
Penguasa Arab yang sempat berbicara di sidang PBB senantiasa hanya menyampaikan pidato suram, membosankan, penuh dengan kemunafikan dan senantiasa menjilat Amerika. Mereka sangat antusias dalam menampilkan bahaya ISIS dan ekstrimis Muslim, tapi tidak ada yang berani menampilkan kebejatan teroris Israel, kecuali sedikit saja, itupun dengan malu-malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut