Selasa, 03 Maret 2015

Foto Istana Salinduang Bulan milik Kerajaan Pagaruyuang Darul Qahar di Sumatera Barat. Apa pendapat anda ??

Foto Istana Salinduang Bulan milik Kerajaan Pagaruyuang Darul Qahar di Sumatera Barat. Apa pendapat anda ??
-SEJARAH-
Nama Silinduang Bulan adalah nama yang diberikan kepada Istana Raja Pagaruyung setelah dipindahkan dari Ulak Tanjuang Bungo ke Balai Janggo pada tahun 1550 oleh Daulat Yang Dipertuan Raja Gamuyang Sultan Bakilap Alam (Sultan Alif Kalifatullah Johan Berdaulat Fil’Alam I), Raja Alam sekaligus pemegang jabatan Raja Adat dan Raja Ibadat Pagaruyung. Tahun ini sebagai penanda awal diberlakukannya secara resmi hukum syariat Islam di seluruh kerajaan Pagaruyung menggantikan hukum-hukum yang bersumber dari agama Buddha Tantrayana.
Kemudian Istano Silinduang Bulan dibangun kembali pada tahun 1750, karena bangunan lama telah tua dan mulai runtuh. Pada tahun 1821, istana ini terbakar dalam kecamuk Perang Paderi. Pada tahun 1869, Istano Silinduang Bulan dibangun lagi oleh Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu, kemenakan dari Sultan Tangkal Syariful Alam Bagagar Syah Yang Dipertuan Hitam, serta putri dari Yang Dipertuan Gadih Reno Sori dengan Sultan Abdul Jalil Yang Dipertuan Sembahyang (pemegang jabatan Raja Adat, Raja Ibadat, dan Raja Alam). Pada tanggal 3 Agustus 1961 Istano Silinduang Bulan terbakar lagi.
Istana yang ada sekarang didirikan kembali di tapak Istana yang terbakar pada tahun 1961. Pembangunannya dimulai pada tahun 1987 dan diresmikan pada tahun 1989. Diprakarsai oleh Sutan Usman Yang Dipertuan Tuanku Tuo Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung, Tan Sri Raja Khalid bin Raja Harun, Raja Syahmenan bin Raja Harun, Aminuzal Amin Datuk Raja Batuah, Basa Ampek Balai, ninik mamak nagari Pagaruyung, anak cucu keturunan dari Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dalam kaitannya sebagai sapiah balahan, kuduang karatan. Kemudian didorong sepenuhnya oleh Azwar Anas, Gubenur Sumatera Barat. Namun pada tanggal 21 Maret 2010, istana ini kembali terbakar.
Kini istana tesebut sedang direnovasi, Renovasi memanfaatkan dana bantuan para donator dari seluruh nusantara bahkan luar negeri dengan Luas areal komplek Istano Si Linduang Bulan 0,5 Ha, ukuran rumah gadang Istano 28 x 18 meter, jumlah gonjong 7 buah, rangkiang 2 buah dengan nama Sibayau-bayau dan Sitinjau Lauik .
Pembangunan kembali Istano Silinduang Bulan tidak terlepas dari bantuan Ibu Mufidah Kallah (Istri Wakil Presiden RI). Bantuan yang diserahkan melalui Bapak Syahrul Ujud kepada Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Raudha Thaib yang disaksikan Pemangku Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Pagaruyung H. SM. Taufiq Thaib, SH, Bupati Tanah Datar M. Shadiq Pasadigoe , seluruh kerabat Istano Silinduang Bulan, Basa IV Balai dan Langgam Nan Tujuah dan niniak mamak Nagari Pagaruyuang, di Istano Silinduang Bulan Pagaruyung .
Rumah Gadang Tuan Gadih Istano Silinduang Bulan adalah rumah gadang yang sangat khusus dengan model alang babega. Mempunyai tujuh buah gonjong (tajuk) yang megah seakan mencucuk langit. Model alang babega merupakan khas rumah gadang raja.
Ukiran yang membalut Istano Silinduang Bulan berjumlah lebih dari 200 macam motif ukiran. Hampir seluruh motif ukiran Minangkabau terdapat di Istano Silinduang Bulan. Ukiran itu mendominasi bentuk luar fisik bangunan yang kaya dengan simbol-simbol. Setiap ukiran dan penempatannya mempunyai makna sendiri-sendiri, sebagai tanda bahwa Istano Silinduang Bulan adalah rumah gadang raja atau sebagai pusat adat.
Dibagian dalam, semua bagian ditutupi dengan kain tabir dan langik-langik dengan sulaman bertatah warna emas dengan berbagai motif. Ini semua merupakan hasil kerajinan rakyat dari nagari-nagari di sekitar Pagaruyung antara lain Sungayang dan Pandai Sikek.
~Muhammad Iqbal Alfahri~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut