Kamis, 19 Maret 2015

Penyakit Materialisme Menjangkiti Dunia

Penyakit Materialisme Menjangkiti Dunia
Setiap negara punya kekhawatirannya masing-masing, dan kita punya kekhawatiran bersama. Tapi suatu keunikan yang saya temukan di zaman sekarang yang menjadi sebuah fenomena besar adalah kita terobsesi dengan merek-merek terkenal. Misalnya saya melihat sebuah billboard bergambar Samsung Galaxy S6, BMW seri terbaru, atau jam tangan Rolex. Semua ini adalah barang-barang mahal. Ya Tuhanku, mata kita selalu digoda oleh barang-barang terbaru dari merek-merek terkenal. Dan setiap orang sepertinya berlomba-lomba untuk memiliki ponsel termahal, mobil termahal, motor termahal, dan sebagainya. Dan anda tahu apa efeknya. Anda menjadi terobsesi dengan barang-barang mahal. Anda menjadi terobsesi dengan jam tangan yang anda kenakan, sepatu anda, atau mungkin hijab yang anda kenakan juga harus dari merek terkenal. Bahkan ketika anda shopping di mall... Ngomong-ngomong, tampaknya shopping di mall telah menjadi olahraga nasional di negara kita. 
grin emotikon
Jadi jika anda shopping ke mall, anda memastikan untuk pergi ke toko paling mahal, membeli barang-barang kecil tapi memakai tas yang besar sehingga tampak seperti orang kaya. Anda memamerkan tasnya. Anda tahu apa efeknya. Semua ini menciptakan sebuah peradaban palsu. Dan hal ini menciptakan standar-standar hidup yang tidak bisa dicapai seorangpun.
Ngomong-ngomong, tidak ada seorang pun yang terlihat seperti di iklan-iklan karena semua itu tidak nyata dan rekayasa. Dan orang-orang tampak terperdaya oleh apa yang terlihat di iklan. Dan kemudian orang-orang di sekitar mereka terperdaya olehnya.
Rayakanlah kehidupan layaknya orang normal. Jangan rayakan kehidupan bermewah-mewahan dan berlebih-lebihan. Rayakanlah kehidupan sederhana dan menjadi diri anda sendiri. Ini sesuatu yang keren, bukan? Anda tidak perlu keluar dari jati diri anda. Anda tidak perlu memenuhi batas standar kehidupan yang palsu.
Jangan lakukan itu. Itu bukan keadaan yang normal dan tidak bisa dijangkau. Tidak sehat bagi anda menginginkan kehidupan mewah seperti itu karena itu bukanlah tujuan hidup anda. Ngomong-ngomong, jika itu menjadi tujuan hidu anda, misalnya anda mengecek jam tangan mahal anda, kemudian menonton TV flat, lalu memandang keluar dari balkon sebuah hotel berbintang, dan sebagainya. Jika itu kehidupan yang anda impikan maka hidup anda akan sengsara. Mungkin anda akan mendapatkannya, tapi orang-orang yang mendapatkan itu semua tetap saja hidupnya sengsara.
Beberapa negara bagian terkaya di AS punya angka bunuh diri paling tinggi. Mereka punya segalanya tapi tingkat bunuh dirinya tinggi. Berapa banyak musisi terkenal yang meraih penghargaan di AS dan aktor-aktor Hollywood yang meninggal karena overdosis narkoba? Mereka begitu depresi dengan kenyataan sehingga mereka pakai narkoba dan melakukan bunuh diri dengannya. Anda tentu tidak mau menjadi orang-orang seperti itu, justru anda mengasihani orang-orang seperti itu.
Sayang sekali sangat banyak umat Muslim di seluruh dunia yang begitu tergila-gila pada seseorang yang menyedihkan seperti Justin Bieber. Saya kasihan pada Justin, sungguh. Saya kasihan padanya karena dia masih anak-anak. Kemudian mereka memberinya perangkap, mereka seperti menciptakan sebuah dunia gila di sekelilingnya. Dan setiap orang di sekelilingnya tergila-gila padanya, seperti ada efek psikologis setiap kali dia melintas. Masya Allah, kenapa harus seperti itu?
Kita harus bertanggung jawab terhadap orang-orang di sekeliling kita. Kita harus mempunyai prinsip dalam hidup. Ketika anda TIDAK lagi tertipu oleh fashion, merek terkenal, dan berbagai macam hal duniawi... Seperti misalnya sebagian anak-anak muda sekarang berkata “Oh, aku punya iPhone 5, jadi kau tidak bisa menjadi temanku karena kau hanya punya iPhone 4.” Jangan jadi seperti itu. Jangan seperti ratusan orang yang berbaris seperti mengantri sembako untuk mendapatkan iPhone versi terbaru ketika baru diluncurkan. Jangan jadi orang-orang seperti itu.
Anda masih bisa bernapas dan hidup meskipun tidak mendapatkan iPhone 5. Dan orang-orang yang membelinya, mereka tidak menyimpan iPhone-nya di saku mereka. Mereka meletakkannya di hadapan mereka di masjid sehingga orang yang di sampingnya melihatnya dan berkata “Wow, dia punya iPhone 5!”
Ayolah. Jangan jadi orang-orang seperti itu. Sekian yang dapat saya sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat.

DIRANGKUM DI BERBAGAI SUMBER ....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut