Selasa, 03 Maret 2015

JOSHUA WONG Mahasiswa Culun Paling Ditakuti Pemerintah Komunis China

JOSHUA WONG
Mahasiswa Culun Paling Ditakuti Pemerintah Komunis China
Penampilannya sepintas tak meyakinkan: kerempeng, berkacamata, tampak lugu, jauh dari gambaran aktivis perjuangan -apalagi kalau dibandingkan dengan para pendekar kung fu seperti digambarkan dalam film-film shaolin, misalnya.
Namun, jangan tertipu dengan tampilan fisiknya. Meski badannya terbilang kurus, dan memiliki wajah seperti kutu buku, Joshua Wong (18), merupakan aktivis pro-demokrasi Hongkong yang paling ditakuti oleh pemerintah Tiongkok.
Selama dua tahun terakhir, pelajar ini telah membangun gerakan pemuda pro-demokrasi di Hong Kong dengan mengkampanyekan peristiwa berdarah di lapangan Tiananmen, Tiongkok, 25 tahun lalu dengan tujuan menyulut gelombang pembangkangan sipil di kalangan mahasiswa Hongkong.
Dengan demikian ia berharap pemerintah Tiongkok mendapatkan tekanan sehingga memberikan Hongkong hak pilih universal
Joshua Wong Chi-fung (Cina: 黃 之 鋒, lahir 13 Oktober 1996) adalah seorang aktivis mahasiswa Hong Kong yang juga adalah pelaksana dan pendiri kelompok aktivis mahasiswa Hong Kong scholarism. Dia adalah seorang mahasiswa di Amerika Christian College (Kowloon East), dan sekarang menjadi mahasiswa Universitas Terbuka Hong Kong.
Joshua Wong didiagnosa menderita disleksia, yaitu kelainan neurobiologis yang membuat penderitanya kesulitan mengenali kata dengan tepat. Di usianya yang relatif masih muda dia berperan aktif dalam masyarakat di Hong Kong, dan anti-High Speed Rail protes adalah salah satu protes pertama yang dia lakukan.
Pada Mei 2011, Wong dan teman sekolahnya Ivan Lam mendirikan scholarism, sebuah kelompok aktivis mahasiswa. Wong mendapat perhatian luas pada tahun 2012 ketika ia memimpin organisasi untuk memprotes pendidikan moral dan nasional.
"Meskipun pelajar masih di bawah umur, non-profesional dan tak memiliki status sosial," ia menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Hong Kong. Mereka tetap memiliki peran untuk ambil bagian dalam kebijakan pemerintah."
Gerakannya ternyata memberikan dampak langsung pada politik Hong Kong. Di tahun itu pula kelompok ini memimpin aksi 120.000 siswa yang berunjuk rasa dan dalam gerakan bersama kelompok lain berhasil membatalkan program pendidikan nasional pro-Cina dengan menduduki kantor-kantor pemerintah.
Pada 27 September 2014, Wong adalah salah satu dari 78 orang yang ditangkap oleh Polisi Hong Kong selama protes pro-demokrasi besar-besaran, setelah ratusan mahasiswa menyerbu markas pemerintah HKSAR dalam mendorong hak-hak politik dan sebagai tanda protes terhadap keputusan Beijing pada reformasi pemilu Hong Kong 2014 . Namun, tidak seperti kebanyakan dari mereka yang ditangkap lalu dibebaskan segera setelah itu, Wong tetap dalam tahanan selama dua hari, sampai dibebaskan pada hari Minggu malam.
Wong dianggap sebagai simbol energi pendidikan anti-nasional dan juga sebagai simbol dari perlawanan terhadap pemerintah, sementara yang lain menganggapnya sebagai penentang pemerintah tanpa alasan yang jelas, dan sebagai seorang ekstrimis. Wong terlibat dalam gerakan untuk penyertaan nominasi masyarakat dalam Pemilu Kepala Eksekutif Hong Kong 2017.
Pada bulan Juni 2014, scholarism menyusun rencana untuk mereformasi sistem pemilu Hong Kong untuk mendorong hak pilih universal, di bawah satu negara, dengan dua sistem. Joshua Wong sebagai pemimpin mahasiswa memulai gerakan pembangkangan sipil di kalangan mahasiswa Hong Kong, dengan tujuan untuk mengirim pesan pro-demokrasi ke Beijing.
Dikutip dari CNN, Rabu (24/9/2014), gerakan Wong dibangun di tahun-tahun penuh frustrasi bagi masyarakat Hongkong. Ketika negara bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke pemerintahan Tiongkok di tahun 1997, kedua negara sepakat akan memberikan Hongkong 'otonomi tingkat tinggi' termasuk memilih pemimpin mereka secara demokratis.
Namun hingga 17 tahun kemudian, janji itu tak juga dipenuhi. Proposal terbaru yang diajukan oleh Pemerintah Tiongkok adalah bahwa pihaknya akan mengakui pemimpin terpilih Hongkong jika telah mengantongi restu mereka.Wong memerangi proposal pemerintah Tiongkok itu, dan tak sabar untuk memenangkannya.
"Saya tidak berpikir pertempuran kami akan menjadi sangat panjang, jika anda memiliki mentalitas bahwa perjuangan untuk sebuah demokrasi adalah panjang, berlarut-larut dan harus melalui langkah-langkah bertahap. Maka anda tidak akan pernah mendapatkannya," ujarnya
Menurut Forbes, Joshua telah digambarkan sebagai pemimpin yang kompeten dan berpengalaman. Selama protes, ia menyatakan: "Di antara semua orang di Hong Kong, hanya ada satu orang yang bisa memutuskan apakah gerakan saat ini akan bertahan, dan dia adalah Leung (Joshua Wong). Jika Leung dapat menerima tuntutan kami, maka gerakan ini secara alami akan berakhir. "
Diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut